Mohon tunggu...
Hilda Sabrina
Hilda Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - live

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melalui PKM-PM, Mahasiswa FPP Undip Mengajak Kelompok Tani Desa Diwak untuk Beralih ke Pertanian Berkelanjutan

30 Agustus 2021   01:02 Diperbarui: 30 Agustus 2021   01:07 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kab. Semarang (4/7) -- Pertanian berkelanjutan merupakan metode pengolahan sumber daya hasil pertanian yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi, studi yang ada kaitannya dengan organisme dan lingkungan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani secara luas melalui peningkatan produksi pertanian yang dilakukan secara seimbang dengan memperhatikan ekosistem, sehingga keberlanjutan produksi dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang dan terus menerus. Salah satu cara untuk menciptakan pertanian berkelanjutan adalah dengan menggunakan pupuk organik.

Melihat permalasahan di kelompok tani Adil Makmur yang mengalami kesulitan dalam memperoleh pupuk anorganik bersubsidi, sekelompok mahasiswa yang diketuai oleh Muhmmad Rizki Aji Pangestu dengan anggota Nafachani Timmu Nafsi, Hilda Sabrina, dan Syahid Setyawan memberi solusi dengan beralih ke pertanian berkelajutan melalui pembuatan dan penggunaan Pupuk Hayati PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dan PSB (Photosynthetic Bacteria) sebagai pupuk ramah lingkungan.

"Penggunaan pupuk anorganik atau kimia yang terus menerus akan menimbulkan kerusakan struktur tanah sehinngga dapat menurunkan hasil panen, oleh karena itu penggunaan pupuk hayati diharap dapat memperbaiki struktur tanah" kata Aji.

Melalui program pengabdian masyarakat yang menjalin mitra dengan kelompok tani Adil Makmur di Desa Diwak mahasiswa FPP Undip mengajak anggota kelompok tani untuk menerapkan pertanian berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang mudah dibuat adalah PGPR dan PSB dengan manfaat dapat membantu menyediakan kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman.

"Keterbatasan stok pupuk anorganik bersubsidi membuat petani kesulitan mendapat hasil panen yang diinginkan, dengan adanya pelatihan pembuatan pupuk  hayati PGPR dan PSB diharap dapat menjadi solusi yang lebih baik untuk tanaman dalam mengatasi permasalahan tersebut" kata pak Surahman, selaku ketua Kelompok Tani Adil Makmur  

Program ini dimulai dengan, tim melakukan perizinan ke kelompok tani dan kepala desa, dilanjut dengan sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi akhir. Dalam kegiatan pelatihan, semua peserta melakukan praktik langsung pembuatan pupuk hayati PGPR dan PSB. Pelatihan pembuatan pupuk ini tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah.

Kegiatan Sosialisasi Pembuatan Pupuk Hayati
Kegiatan Sosialisasi Pembuatan Pupuk Hayati

Pada pelaksanaan program pengabdian ini juga dihadiri oleh penyuluh pertanian desa setempat yaitu Ibu Yuri Tiara Putri yang mendukung penuh program ini.

"Kegiatan seperti ini harus diperbanyak karena dapat meningkatkan motivasi petani dalam mengelola lahan sehingga swasembada pangan bangsa dapat tercapai dengan harapan kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi petani sendiri" ujar Ibu Yuri Tiara Putri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun