Mohon tunggu...
Hilda Nurhayati
Hilda Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca mendengarkan musik dan sesekali menulis -tidak akan ada yang tahu ceritamu kecuali kamu menceritakannya pada mereka-

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

A story over tea

19 Oktober 2024   19:27 Diperbarui: 19 Oktober 2024   19:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, aku tinggal sendiri..bukan berarti aku tidak punya keluarga atau saudara, hanya saja aku suka kesendirian yah.." balas haya dengan nada yang sedikit rendah saat mengatakan 'keluarga'. Maya menelan tehnya dan mengangguk enggan melanjutkan saat mendengar jawaban haya. "Terkadang kita memang ingin sendiri bukan?, aku juga begitu..rumahku dekat dengan kantor tapi aku memilih membeli apartemen yang sedikit lebih jauh dari kantor" balas maya dengan senyuman manis. "Entahlah, terkadang tinggal sendiri rasanya lebih baik setidaknya bagiku haha" haya tertawa canggung saat mendengar balasan dari maya, dia ingin bertanya 'kenapa?' tapi diurungkan karena berpikir tidak seharusnya dia bertanya. 

"Sepertinya ada yang ingin kamu tanyakan?" Lanjut maya saat melihat ekspresi haya. Haya menggeleng lalu memakan kukisnya agar tidak perlu menjawab pertanyaan maya. 

"Tanyakan saja, aku tidak akan memakanmu" tambah maya dengan nada bercanda. Haya mengehela napasnya lalu menatap ke arah maya. 

"Kenapa kamu pikir sendiri itu lebih baik?, bukankah kesepian itu nyata?, contohnya saat sakit kamu harus mengobati dirimu sendiri, memasak, menghabiskan waktu sendiri tidak kah itu mengganggumu?" Cerocos haya, maya tertawa pelan saat melihat haya yang sedang menarik napas setelah mengucapkan semua kata itu dalam satu tarikan napas. 

"Pertama, baik bagiku karena aku tipe yang tidak suka tempat yang terlalu berisik dan untuk situasi dimana aku sakit. Aku masih bisa menelpon temanku dan memintanya untuk berkunjung. Aku juga sering menghabiskan waktu bersama di luar dengan rekan kantor atau teman dekatku. Jadi kesepian itu tidak ada di kamusku..temanku selalu ada" balas maya, haya mengernyitkan dahinya lalu menatap maya lebih dalam.

"Boleh aku bertanya? Mungkin ini pertanyaan sensitif" tanggap haya, maya mengangguk dengan percaya diri. 

"Kamu bilang temanmu selalu ada untukmu, bagaimana dengan keluargamu?" Pernyataan haya, membuat maya terdiam sejenak dan meletakkan cangkir teh di tatakannya. Haya menggigit bibir bawahnya. 'Apakah aku sudah bertanya terlalu jauh?' batinnya bertanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun