Jakarta - Mahasiswa alami dampak psikologis selama Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ). Sebuah riset yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung menunjukan sebanyak 47% mahasiwa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengalami gejala depresif ditengah pandemi COVID-19.
Menurut SS (19) mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi negeri Jakarta mengaku mengalami stress akibat PJJ yang dilaksanakan selama pandemi. Menurutnya, PJJ membuat ia merasa cepat lelah dan pusing akibat terlalu sering menatap layar laptop.
"Tekanan emosionalnya banyak banget. Kalau misalkan kuliah offline masih bisa refreshing dengan jalan-jalan, nah kalau di rumah tiba-tiba baru bangun tidur langsung buka laptop” ujar SS saat di wawancarai melalui Video Conference, Minggu (01/11/2020).
Kondisi serupa juga dialami oleh Iqbal (20) mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi Jakarta. Iqbal mengaku mengalami stress yang dipicu oleh jadwal perkuliahan yang tidak teratur, sehingga ia kesulitan membagi waktunya dengan kegiatan organisasinya.
“Kalau gue kebetulan masuk himpunan. Karena jadwal kuliah enggak teratur gitu, jadi bingung nih antara milih rapat atau kuliah online” ujarnya.
Banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen selama PJJ juga dikeluhkan oleh Syefi (20) mahasiswa pendidikan di salah satu perguruan tinggi Jakarta. Menurutnya beban tugas yang beruntut menjadi penyebab munculnya stress yang dialami mahasiswa.
"Jadi ngerasa kurang istirahat karena jadi enggak ada batasannya gitu antara dirumah yang buat istirahat tapi juga kuliah. Gue merasa dosennya ngasih tugas banyak banget, tugas beruntut tiap minggunya padahal tugas bukan dari satu dosen doang" ungkapnya.
Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis di Believe Consultant, Riliv dan DP5A menuturkan dalam pandangan psikologis stress ini termasuk ke dalam Cabin Fever.
"Cabin Fever itu dimana seseorang merasa terkotak di dalam suatu ruangan, seperti halnya dia dirumah aja. Belum lagi ketika ia dituntut untuk beradaptasi, karena kalau belajar di kelas dan di rumah itu berbeda. Di kelas anak bisa mengobrol dengan temannya, namun kalau di rumah anak hanya diam di rumah saja. Sehingga anak, remaja, atau mahasiswa itu bisa merasa tertekan " Kata Prita saat diwawancarai melalui Video Converence, Senin (02/11/2020).
Menurutnya stress jika terus dibiarkan bisa menimbulkan frustasi. Frustasi yang berlebihan tersebut jika sudah memasuki level yang paling tinggi bisa menyebabkan depresi.