Kota Kediri merupakan salah satu Kota di daerah Provinsi Jawa Timur,yang terdiri dari 292.768 jiwa, Kota ini mempunyai lahan seluas 63,404 km2, terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren serta mempunyai 46 Kelurahan.
Wilayah Kota Kediri memang  masih banyak lahan hijau. Namun, jika dibandingkan banyaknya bangunan, lahan tersebut menjadi sempit dikarenakan adanya pembangunan perumahan atau pembangunan besar-besaran. Lahan merupakan tempat  berlangsungnya suatu tempat yang berbagai kegiatan berdiri bertujuan untuk kebutuhan tunjangan kehidupan. Sedangkan lahan hijau adalah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan yang terdiri dari lahan pertanian. Dari dampak tersebut, nilai lahan di Kota Kediri sangatlah tinggi harganya dikarenakan banyaknya lahan yang dijadikan perumahan di daerah Kota Kediri dan lahan merupakan suatu investasi jangka panjang untuk tahun ke depannya. Namun adanya perumahan di daerah Kota Kediri sudah menimbang dampak dari pembangunan perumahan. Tetapi, jika dilaksanakan pembangunan terus-menerus maka akan merusak lingkungan hidup di sekitarnya akibat terjadinya pembangunan besar-besaran tersebut.
Di lingkungan Kelurahan Banaran bagian barat, dahulu masih banyak terlihat sawah padi yang sangat luas. Namun, makin ke sini lahan sawah tersebut sudah mulai diratakan dan dibangun bangunan, seperti perumahan dan dua kafe kopian yang baru saja dibangun tahun ini. Hal tersebut memunculkan pro dan kontra mengenai dampak dari pembangunan tersebut. Banyak yang mengatakan pembangunan tersebut menambah kemudahan dan keramaian di daerah tersebut. Daerah tersebut dari dulu memang menjadi salah satu akses menuju daerah pemukiman warga, namun masih sangat sepi dan kurang penerangan. Saat ini, setelah adanya pembangunan di daerah tersebut, kini jalan sudah mulai ramai dan penerangan juga telah tersedia untuk masyarakat. Di sisi lain, lahan pertanian warga sekitar pun juga mulai berkurang dengan adanya pembangunan tersebut.
Berbeda lagi dengan daerah Kelurahan Singonegaran, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Pakunden, lahan hijau hampir tidak ada. Lahan di daerah tersebut sudah menjadi daerah padat pemukiman warga. Bangunan perumahan di daerah tersebut mempunyai jarak yang sangat dekat. Dapat dikatakan, hanya gang yang memisahkan bangunan antara bangunan lain. Ukuran gang pun hanya selebar satu sampai satu setengah meter. Hanya bisa dilewati satu motor saja. Hal itu juga menimbulkan masalah baru. Para pengendara sepeda motor di lingkungan itu tidak dapat berpapasan satu sama lain. Â Akhirnya, salah satu harus mengalah mundur demi dapat melewati gang tersebut.
Bukan hanya itu akibat jalan dan lahan yang termakan oleh bangunan, kemacetan pun sering terjadi di area tersebut. Setiap pagi saat para siswa berangkat ke sekolah dan para pekerja yang berangkat ke tempat mereka mencari nafkah. Sore hari saat jam pulang sekolah, juga jam pulang kerja para pencari nafkah. Saat – saat itulah jam dimana kemacetan terjadi di jalanan. Untuk ukuran jalan yang lebar. Kemacetan mungkin tak begitu lama. Namun, saat di jalan sempit atau jalan padat penduduk, sudah beda cerita lagi. Kemacetan akan berlangsung lebih lama. Kebisingan dari suara yang di timbulkan klakson kendaraan bermotor, mobil bahkah kendaraan kelas berat. Asap kendaraan yang seharusnya setelah keluar dari kendaraan yang terbang tertiup angin, malah berkumpul di area kemacetan tersebut. Polusi udara dan suara pun tak bisa dihindari.
Kurangnya lahan hijau di area perkotaan Kota Kediri saat ini memang sedang diupayakan keberadaannya. Pohon di pinggir jalan tak seharusnya bertugas lebih keras karena ketidakberadaan lahan hijau di perkotaan. Upaya pemerintah Kota Kediri saat ini untuk menambah lahan hijau adalah membangun beberapa taman di beberapa area padat lalu lintas dan padat penduduk. Dengan adanya taman - taman tersebut diharapkan masalah perkotaan sebab kurang lahan hijau akan segera teratasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI