Pendahuluan
Filsafat pendidikan realisme adalah jenis filsafat yang menekankan realitas sebagai tujuan dasar pendidikan. menurut perspektif ini, dunia materi adalah nyata dan dapat dipahami melalui pengalaman, observasi, dan penaaran logistik. Lahirnya realisme sebagai cabang filsafat yang menggambungkan filsafat idealism Kant empirisme Lock, dan neoralisme adalah sebuah istilah lain untuk menyebut realisme. Menurut John Lock tidak ada kebenaran dari metafisik dan universal, dan pengalaman indrai adalah satu-satunya cara untuk menentukan kebenaran (Yulianti dkk, 2023).
Manurut Manurung dkk (2012) dalam karyanya menjelaskan bahwa Realisme adalah jenis filsafat yang berpendapat bahwa hanya ada dunia luar yang dapat dikenal dan berasal dari kata "realis" yang berarti "sungguh-sungguh". Oleh karena itu, realisme berpendapat bahwa persepsi indrawi dan pengertiannya benar-benar ada, para penganut realisme percaya bahwa objek indera kita adalah sesuatu hal yang pasti nyata.
Selain itu menurut aliran realisme ini, pikiran manusia pada mulanya adalah tabula rasa atau kosong, diisi dengan pengetahuan dari luar dan lingkungannya. Pada aliran realisme dunia nyata, bukan abstrak, adalah suatu konsep utama. Oleh karena itu, dalam liran ini, pengetahuan digambarkan secara langsung dan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari hari. Dengan memahami dunia sebagaimana adanya, pendidikan dapat menjadi alat utuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka di masa depan.
Realisme tidak hanya memberikan dasar pemikiran. Tetapi, juga mengarahkan praktik pendidikan untuk lebih fokus pada pengajaran yang berorientasi pada fakta dan pengalaman nyata. Dalam pendekatan ini, siswa diajak untuk mengenal dunia sebagaimana adanya, dengan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara teori dan penerapannya. Hal ini memberikan perspektif yang praktis dan relevan, dimana peserta didik tidak hanya mempelajari konsep-konsep abstrak, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, realisme memiliki tempat penting dalam membentuk pendidikan modern yang tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi juga bertujuan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dunia nyata.
Prinsip-Prinsip Realisme Dalam Pendidikan
Pendidikan realisme menekankanfakta, logika, dan relevansi. Pertama, pendidikan harus didasarkan pada kenyataan, dengan fokus pembelajaran pada pemahaman fakta yang dapat diamati. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar belajar berpikir logis dengan melihat dunia sekitar mereka. Misalnya, mereka tidak hanya belajar tentang sejarah partai komunis di Indonesia melalui teori, tetapi juga melakukan penelitian ke lapangan yang dapat menunjukkan data atau fakta dari partai sejarah komunis di Indonesia.
Prnisip kedua ialah relevansi materi dalam pembelajaran. Menurut pendekatan realisme, kurikulum yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan dunia nyata. Artinya mata pelajaran seperti sains, matematika, atau geografi, terutama pembelajaran sejarah harus memiliki hubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pendidikan menjadi alat untuk mempersiapkan siswa menghadapi masalah nata di masa depan.
Metode ini juga tidak hanya mengajarkan siswa konsep abstrak, tetapi juga mengajarkan bagaimana dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Dalam pembelajaran sejarah, siswa diajak untuk melakukan penelitian langsung ke tempat-tempat peninggalan sejarah yang ada dan mengamati bukti-bukti sejarah terkait untuk membantu mereka memahami bagaimana kehidupan yang ada di masa lalu, dan hal tersebut dapat menjadi pembelajaran bersama untuk memperbaiki kehidupan masa kini, dan mempersiapkan kehidupan di masa depan.
Prinsip traksir adalah bahwa guru berfungsi sebagai fasilitator, mereka membantu siswa memahami konsep yang rumit dengan cara yang tersetruktur. Dalam pendekatan realisme, guru tidak hanya mengajarkan apa yang diperlukan siswa, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan melakukan penelitian sendiri (Astusti, 2017).