Semarang - Hanif Sandi Pradipta salah satu mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Semarang yang sedang melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang berhasil melaksanakan program kerja "Praktik Permainan Tradisional Serok Mancung" dengan sasaran seluruh anak di Kelurahan Wujil pada hari Minggu tanggal 4 Agustus 2024. Tujuan dari pelaksanakan kegiatan ini yaitu agar seluruh anak di Kelurahan Wujil melestarikan budaya permainan tradisional yang asli berasal dari Kelurahan Wujil yaitu Serok Mancung.
Acara dimulai pada hari Minggu pukul 08.00 WIB, kegiatan ini dihadiri oleh seluruh Kelurahan Wujil sebanyak 120 anak dan orangtua anak, dan dibuka langsung oleh Bapak Lurah Wujil Agus Riyanto S.E., dengan didampingi oleh seluruh anggota Komite Permainan Rakyat dan Olahraga tradisional Indonesia (KPOTI), Kabupaten Semarang, setelah dibuka oleh Bapak Lurah langsung kegiatan tersebut dipercayakan ke anggota KPOTI dan kerjasama dengan Mahasiswa KKN Unnes untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut, KPOTI menyiapkan sekitar empat belas macam permainan tradisional yang akan dimainkan anak-anak, serta seluruh anak dibagi menjadi empat belas pos permainan yang akan dimainkan secara bergantian. Dalam kegiatan ini Hanif Sandi Pradipta selaku Mahasiswa KKN berfokus pada permainan serok mancung.
Dalam kegiatan ini pertama-tama anak diperkenalkan terlebih dahulu apa itu permainan serok mancung serta alat-alat permainannya dengan dibantu oleh anggota KPOTI agar anak-anak paham terlebih dahulu sebelum masuk kedalam praktik permainan Serok Mancung, setelah seluruh anak diberikan materi lalu langkah selanjutnya dapat melakukan teknik dasar yaitu timang-timang bola terlebih dahulu, setelah melakukan timang bola sebanyak 10 kali lalu anak-anak melakukan mengoper bola secara berpasangan. Kegiatan berlangsung secara riang gembira dan penuh tawa serta banyak anak yang melakukan dengan gigih dan pantang menyerah, salah satu manfaat kegiatan berolahraga ini yaitu melatih motorik, sportifitas, koordinasi, serta kerjasama sang anak.
Setelah praktik permainan tradisional serok mancung selesai, Hanif Sandi Pradipta menyampaikan bahwa program yang dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat bagi anak-anak Kelurahan Wujil tentang pentingnya melestarikan budaya tradisional melalui permainan jaman dahulu yang dimainkan oleh nenek moyang kita. "Saya berharap seluruh anak-anak di Kelurahan Wujil selalu melestarikan dan menghargai budaya tradisional yang harus selalu ada sampai anak dan cucu kita, serta saya berharap seluruh anak di Kelurahan Wujil ini dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap gadget yang akan merusak generasi budaya tradisional," Ujar Hanif selaku mahasiswa KKN.
"Kegiatan ini saya berikan nama 'Wujil Layak Anak' yang diharapkan seluruh anak di Kelurahan Wujil mendapatkan haknya atau kewajibannya sebagai anak, dan saya bersyukur kegiatan yang dilaksanakan ini menggendong beberapa pihak mulai dari KPOTI dan Mahasiswa KKN Unnes yang dapat memperlancar jalannya rangkaian kegiatan ini, dan saya berpesan kepada seluruh anak di Kelurahan Wujil agar mengurangi ketergantungan mereka terhadap gadget yang dimana jika digunakan secara negatif akan berdampak buruk bagi teman lingkungan maupun keluarga," Ujar Pak Agus Riyanto selaku Lurah Kelurahan Wujil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H