Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet merupakan penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus dengan genus orthopoxvirus. Mpox pertama kali teridentifikasi pada tahun 1958 di Denmark, ketika dua kasus yang mirip dengan cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Oleh karena itu, penyakit ini disebut "Cacar Monyet" atau Mpox.
Pada bulan September 1970, infeksi Monkeypox ditemukan pada seorang anak berusia 9 bulan di Republik Kongo, yang belum pernah divaksinasi cacar. Antara tahun 1970 dan 1979, terdapat 47 kasus monkeypox pada manusia yang dilaporkan di berbagai negara di Afrika. Pada tahun 2022, bbeberapa negara Eropa dan Amerika Utara melaporkan bahwa ada beberapa kluster penyakit Mpox. Jumlah kasus yang dilaporkan per minggu meningkat secara drastis, sehingga WHO akhirnya mengumumkan status wabah dan keadaan darurat kesehatan yang memerlukan perhatian internasional.
Gejala cacar monyet umumnya meliputi demam, sakit kepala yang parah, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, serta pembengkakan kelenjar getah bening di area leher, ketiak, atau selangkangan. Ruam atau lesi kulit biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah demam. Lesi kulit ini mulai sebagai bintik merah seperti cacar, kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan jernih, diikuti oleh lepuh berisi nanah, sebelum akhirnya mengeras atau menjadi keropeng dan rontok.
Penularan Mpox kepada manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau dengan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan baik. Infeksi juga bisa terjadi saat bersentuhan dengan lesi kulit atau mukosa hewan, terutama jika kulit terluka akibat gigitan atau goresan dari hewan yang terinfeksi.
Pencegahan penyakit Monkeypox memerlukan pendekatan yang melibatkan edukasi masyarakat, vaksinasi, dan tindakan kebersihan yang ketat. Salah satu langkah utama adalah meningkatkan kesadaran tentang cara penularan penyakit ini, yang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau cairan tubuh orang yang terinfeksi. Kampanye informasi yang jelas dan tepat dapat membantu masyarakat memahami pentingnya menghindari kontak dekat dengan individu yang menunjukkan gejala. Selain itu, vaksinasi dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan penyebaran virus sebagai upaya pencegahan. Tindakan kebersihan seperti mencuci tangan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan, dan menggunakan alat pelindung saat merawat pasien juga sangat penting. Dengan kombinasi strategi ini, kita dapat meminimalkan risiko penularan dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Bila memiliki gejala dan telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi Mpox kita harus membatasi kontak dengan orang lain. Kemudian, untuk mendapat saran, pemeriksaan laboratorium, dan perawatan medis segera hubungi fasilitas layanan kesehatan. Lalu jika dinyatakan positif Mpox, penyedia layanan kesehatan akan memberi tahu plangkah selanjutnya. Pemerintah tekah menyiapkan fasilitas pengobatan bagi pasien yang terjangkit Monkeypox. Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa obat-obatan dan fasilitas dirumah sakit yang terletak di Jakarta dan Bali sudah disiapkan.
Harapan dalam penanganan mpox di Indonesia adalah terciptanya masyarakat yang lebih sadar dan proaktif terhadap kesehatan, melalui edukasi dan vaksinasi yang merata. Kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk meminimalkan kasus dan mengendalikan penyebaran virus. Dengan pendekatan holistik dan komitmen bersama, kita dapat mengurangi dampak mpox dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Referensi:
- file:///C:/Users/User/Downloads/Frequently%20Asked%20Questions%20(FAQ)%20Monkeypox%20(Juli%202022).pdf
- file:///C:/Users/User/Downloads/25532-80757-1-PB.pdf
- file:///C:/Users/User/Downloads/597-Article%20Text-1288-1-10-20230117%20(1).pdf
- https://setkab.go.id/pemerintah-siapkan-strategi-penanganan-mpox/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H