Mama.. banyak sudah malam yang telah kita lalui bersama.
Malam itu, seperti biasa aku menemani mu menonton di ruang tidur mu..
Pesan mu.. “e..e..eee cuci kaki dulu kalo mau naik tempat tidur”
Jawab ku.. “bersih kok, ni liattt!!”
“Apanya yang bersih?? Cuci kaki dulu”
Tergopoh-gopoh sambil manyun ku jalani juga cuci kakinya
haduuhhh mama.. tidak taukah kau rutinitas menonton bersama mu selalu ku usahakan setiap malam bukan karna tontonannya??
Atau kurangkah tivi dirumah hingga harus ku tonton acara televisi berdua??
Suka atau tidak suka acaranya, ku paksakan suka juga akhirnya mama..
Karna bagi ku, bukan tontonannya yang penting, tapi bersama mu lah yang penting.
Mama.. kau cantik.. kau ibu ku yang tercantik..
Yang termulia dan yang terelok hatinya adalah engkau..
Yang tersabar dan yang paling pintar memasak adalah engkau..
Mau diujung dunia manapun ku berada, masakan mu tetap ku rindukan..
Mama..
Bahagia mu adalah bahagia ku..
Sedih mu adalah sedih ku..
Mama.. ingatkah malam itu?? Seperti malam-malam biasanya, kita tertawa terbahak-bahak bersama-sama. Pernah suatu kali, hingga menangis karna lucu nya kau mama..
Mama.. ketika usai tertawa, aku memandang wajah mu penuh arti tanpa kau sadari..
Dan aku berbicara sendiri dalam hati.. “ya ampun mama, wajah mu sudah terlihat sangat tua”.
Maka ucapku segera pada Tuhan.. “ya Bapa, mama ku sudah tua dan aku belum melakukan apapun untuk nya”.
Sedih.. hanya itulah yang ku rasakan