Mohon tunggu...
Hils@Rendezvous
Hils@Rendezvous Mohon Tunggu... Buruh - Duty Station @Central Sulawesi

Your dream, your feet, your journey...walk!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Saya Sebagai Apresiator Atau Kritikus?

13 November 2011   18:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:42 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Seperti apakah proses belajar mengajar yang terjadi itu? Atau karena hanya hingar bingar pertemanan dan fanatisme absolut semata kemudian mengesampingkan apresiasi bagi karya teman-teman kita?

Sebagai Kritikus

Tentunya secara sederhana kerjanya pasti mengkritisi sesuatu. Dalam Sastra sebagai sebuah ilmu, ada yang namanya Kajian Sastra lalu Kritik Sastra. Kritik Sastra tentunya mengkritisi suatu karya sastra dalam ranah sastra sebagai keilmuan. Akademisi Sastra lahir karena kebutuhan dunia akan para pemikir-pemikir akademis yang dengan khusus mempelajari dan memperdalam kaidah-kaidah sastra yang ada dan kemudian mengimplementasikannya dalam hasil-hasil sastra yang ada sejak dahulu sampai yang terkini, lalu menyajikannya ke masyarakat.

Kritik Sastra kemudian menelaah karya-karya itu secara teoritis maupun praktis. Kritik Sastra secara sederhana menjadi jembatan penghubung antara Pelaku Sastra, Penggiat Sastra dan Publik Sastra (Pembaca). Kegunaan kritik sastra sendiri, selain memberi penilaian yang baik atau buruk, juga menjelaskan dimensi-dimensi lain yang terkandung dalam karya sastra untuk pembacanya.

Mengapa sepertinya harus dari kalangan akademisi sastra yang menjadi kritikus sastra? Tidak menutup kemungkinan bisa saja jika mau dari luar, pastinya akan muncul pertanyaan mengenai kemampuan kritis yang dapat diterima (acceptable), mumpuni dan mempunyai nalar kemana arah karya yang dikritik tersebut akan di interpretasikan nantinya.

Nah, dimana saya sendiri berdiri jika saya membaca sebuah karya sastra, termasuk di dalamnya fiksi?

Dua-duanya, saya akan berdiri sebagai apresiator, menjadi pembaca yang kritis dalam menilai suatu karya sastra dan fiksi, dan lebih jauh lagi jika diperlukan, saya akan berdiri sebagai kritikus, tentunya dari keilmuan yang telah dipelajari untuk menelaah suatu karya dilihat dari kaidah-kaidah sastra yang sahih.

Saya tidak tahu dengan teman-teman Kompasianers terutama di Fiksiana. Tapi untuk saya secara pribadi, dalam mengikuti atau bergabung dengan sesuatu saya harus mendapatkan makna dari hal itu. Demikian juga bergabung dengan Kompasiana. Semoga sharing saya ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun