Masa transisi dari siswa menjadi mahasiswa sering kali membawa tantangan tersendiri bagi individu. Perubahan ini tidak hanya terlihat dalam pola belajar, tetapi juga dalam pola pikir, sikap, serta tanggung jawab.
Lingkungan belajar siswa di sekolah cenderung terstruktur, dengan jadwal tetap dan pengawasan ketat dari guru. Sebaliknya, mahasiswa di perguruan tinggi harus belajar secara mandiri, mengatur waktu sendiri, dan memilih mata kuliah sesuai minat. Sistem pembelajaran yang fleksibel ini menuntut mahasiswa untuk memiliki kemampuan manajemen waktu dan tanggung jawab yang lebih besar.
Selain itu, pola pikir siswa yang biasanya berfokus pada nilai akademik mulai bergeser ketika mereka menjadi mahasiswa. Di kampus, mahasiswa didorong untuk berpikir kritis, mengeksplorasi berbagai perspektif, dan menciptakan solusi kreatif terhadap berbagai permasalahan. Hal ini sejalan dengan tuntutan dunia kerja yang mengharapkan individu yang terbuka dan inovatif.
Sumber belajar menjadi pembeda utama. Meskipun siswa kini dapat mengakses internet dan berbagai sumber daring, mereka masih banyak bergantung pada buku teks dan penjelasan guru. Sementara itu, mahasiswa memiliki akses yang lebih luas, seperti buku atau e-book, jurnal dan artikel ilmiah, dan berbagai platform pendidikan yang memungkinkan mahasiswa untuk menggali materi lebih dalam dan mandiri.
Perbedaan lain terlihat dari waktu belajar. Siswa umumnya mengikuti jadwal tetap dari pagi hingga sore, sementara mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengatur waktu kuliah dan kegiatan lainnya. Namun, kebebasan ini sering kali menjadi tantangan, terutama bagi mahasiswa baru yang masih beradaptasi dengan manajemen waktu yang efektif.
Penampilan dan etika juga menjadi poin penting. Siswa biasanya harus mengikuti aturan seperti memakai seragam, sedangkan mahasiswa lebih bebas dalam hal berpakaian. Meski lebih bebas, mahasiswa tetap dituntut untuk menunjukkan kedewasaan dan sikap profesional di lingkungan kampus.
Peralihan dari siswa menjadi mahasiswa adalah proses pembelajaran yang tidak hanya menuntut kemampuan akademik, tetapi juga mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan etika. Memahami perbedaan ini dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia perkuliahan dengan lebih matang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H