Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjadi Karyawan PHK di Tengah Masyarakat Perumahan Malah Menjadi Berkah

18 Februari 2023   20:14 Diperbarui: 18 Februari 2023   20:29 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ini adalah kisah tetanggaku, yang menjadi karyawan di kota Surabaya. Beliau sudah lama kerja disana, akan tetapi dia harus di PHK. Hal ini disebabkan karena perusahaannya lagi pengurangan karyawan. 

Apalagi tetanggaku habis terkena musibah waktu dia, kakinya patah akibat mengusir kucing yang bertengkar di atas genting. Seperti sebuah pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. 

Menjadi bahan pergunjingan masyarakat sudah pasti, akan tetapi beliau tetap semangat. Awalnya beliau harus menyembuhkan kakinya terlebih dahulu, agar bisa bekerja dan mencari penghidupan bagi keluarganya. 

Beliau merintis sebagai pengusaha pentol. Pentolnya enak, daging ayamnya terasa dan murah banget harganya. Kalau beli Rp.5.000 sellau digratisi 2 pentol. 

Yup, menjadi pengusaha juga tidak mudah. tau sendirikan terkadang omongan orang bisa positif bisa juga negatif

" lihat pak A, dia sekarang jadi penjual pentol. kenapa ya nggak ngelamar kerja lagi", ujar tetangga

" pentolnya enak, murah banget. Semoga laris ya pak, berkah pokoknya", ujar tetangga

" coba mbak beli pentol di pak A, kasihan loh habis kena PHK, sekarang jadi penjual pentol", ujar tetangga

Ya memang begitu lah tetangga. Dia nggak tau seberapa berat perjuangan seseorang untuk bisa menghidupi keluarganya. 

Tetanggaku ini bukan penjual sih, lebih tepatnya penguasaha. Karena dia yang membikin sendiri, menjual sendiri, dan mengelola sendiri. 

Kalo penjual kan hanya menjual saja, tidak ikutan memproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun