Bocil-bocil lebih suka minum kemasan, karena rasanya yang bervariasi, harganya yang murah, dan memang menyegarkan tenggorokan banget jika di masukkan ke kulkas.Â
Selain itu, terkadang anak tertarik mengonsumsi minuman kemasan, sebab minuman tersebut berkolaborasi dengan games online kesayangannya. Sehingga kemasannya menarik dan bisa dipamerkan di media sosial.Â
Namun, dibalik itu semua, minuman kemasan mengandung banyak sekali gula. Memang sih tubuh kita memerlukan gula, agar tidak lemas. Akan tetapi, jika terlalu banyak gula maka akan menyebabkan diabetes.Â
Dilansir dari website aladokter, kebutuhan gula yang diperlukan manusia hanya 5% dengan ketentuan, untuk dewasa maksimal 30 gram/ hari, untuk anak usia 7-10 tahun maksimal 24 gram/hari, untuk anak usia 2-9 tahun maksimal 19 gram/hari,.Â
Sedangkan pada minuman kemasan, memiliki jumlah gula 18- 35 gram, tergantung dia less sugar atau gimana. Bisa kok kalian cek di belakang kemasan.Â
Akan tetapi, tentu kita nggak minum 1 kali doang dong. Ketika kita sudah mengetahui bahwa rasanya enak dan harganya murah apabila promo, kita akan membeli dengan dalih "stok di kulkas".Â
Selain itu mengonsumsi gula dengan minuman kemasan, dalam sehari kita juga mengonsumsi gula loh yang terdapat pada masakan. Nggak mungkin masakan yang kita makan tidak dibumbui dengan gula. Apalagi tidak ditakar dan asal memasukkan saja.Â
Untuk anak sekolah, tentu ingin membawa bekal yang beraneka macam dan dilengkapi dengan minuman kemasan. Tujuannya sih agar terlihat lebih wah, dan dipandang oleh teman sekelasnya.
"lihat si doni, di bawa minuman kemasan. Pasti enak, segar dan harganya mahal. Kaya banget ya dia sering bawa minum gituan di sekolah", ujar temannya.
Padahal anak-anak nggak paham seberapa banyak gula yang dikonsumsinya akibat meminum minuman kemasan. Padahal air putih masih enak dan harganya jauh lebih murah dibandingkan minuman kemasan. Akan tetapi, mereka malas membawa minum air putih.Â
Mungkin sudah suatu kebiasaan ya, akan tetapi sebagai orang tua yang perhatian akan kesehatan anak, tentu harus mengubah pola kesehatannya. Nggak mau kan anak masih belia sudah di vonis kena penyakit diabetes.Â