Hai, aku akan berbagi kisah ku. Mama dan ayah aku seorang karyawan swasta di Surabaya.Â
Sejak kecil memang aku dititipkan ke PRT. Mama nggak pernah mengajarkan ku untuk membedakan PRT. Karena PRT yang membantu pekerjaan mama selama di rumah untuk masak, nyuci baju, setrika, beberes rumah dan menjaga aku.Â
Akan tetapi, semenjak aku masuk sekolah yaitu PG - TK, aku sudah tidak dititipkan lagi ke PRT. Karena sekolah aku fullday.Â
Selepas aku kelas 1 SD, aku mulai dititipkan pada PRT. PRT ke rumah aku, dia bekerja dari pagi hingga sore.Â
Sudah 3x lo ganti PRT. Padahal mama orangnya juga baik banget, udah nganggap PRT sebagai saudara.
Oh iya aku juga diajarkan untuk tidak memanggil PRT sebagai pembantu, akan tetapi dipanggil "bude". Tujuannya sih untuk menghargai dan tidak merendahkan pekerjaan orang.Â
Ketika aku dan keluargaku keluar kota, mama juga membelikan PRT oleh-oleh loh.
Kalau dibelakang mama, ada 1 PRT yang suka menggunjing mama. Hingga mencuri barang mama. Alhasil, dia hanya bekerja 1 tahun saja.Â
PRT yang paling langgeng adalah PRT ku yang terakhir.Â
Dia bekerja semenjak adikku TK hingga kelas 5 SD. Hal ini dikarenakan ayah sudah tidak kuat lagi untuk membayar gajinya, semenjak mama meninggal. Lagian adik juga sudah besar, sudah bisa menjaga dirinya sendiri.
Oh iya PRT juga pernah loh diajak mama rekreasi bersama teman-teman kantor mama. Udah 2x diajak. Alhamdulilah banget temen-temen mama nggak memandang rendah PRT dan mudah berbaur.Â