"dulu aja aku setelah sempro tidak ada yang ngasih bucket", ujar si dosen A.Â
" hahaha jangan terlalu terbawa euforia, segera kerjakan revisi agar cepat wisuda", ujar si dosen B.Â
" sempro itu mudah, haha-hihi dulu gapapa, nanti ketika akan sidang skripsi yang agak dredeg", ujar si dosen C.
" oh mau nemuin temennya yang sempro ya? udah beli jajan atau bucket?", ujar si dosen D.Â
Menurut kalian, emang salah ya kalau kita menghargai pekerjaan kita yang ngerjain proposal skripsi setengah mati, berjuang mati-matian agar bisa daftar sempro, saling rebutan kuota sempro?Â
Lagi pula kan kita merayakan sempro juga nggak merugikan siapa-siapa. Kita juga nggak minta teman-teman kita untuk datang dan memberikan hadiah. Diucapin happy sempro dan didoakan semoga penelitiannya lancar aja sudah seneng banget.Â
Teman-teman yang datang saat kita sempro tentu keinginan dirinya sendiri dong. Ibarat kata nih, kita udah selama 7 semester bersama, apa pun selalu dikerjain bareng-bareng, dan sekarang sudah semester tua kok nggak mau menjadi support system yang baik?
Habis ini kan sudah sibuk sendiri-sendiri ke lapangan, bimbingan bersama dospem, tentu waktu untuk berkumpul jarang. Maka dari itu, waktu yang tepat untuk berkumpul ketika sempro.Â
Mulai dari teman masa orientasi kampus, teman kos, teman KKN, teman magang tentu akan hadir. Sebagai rasa terima kasih dan berbalas budi karena sudah baik sama kita selama ini.Â
Apa salahnya juga sih berfoto-foto after sempro? Kan tujuannya untuk mengabadikan moment. Sempro hanya dilakukan satu kali loh selama kuliah.Â
Dan buat dosen-dosen yang julid, plis ya ini kan masa-masa kita (semester tua) untuk menikmati hidup, habis ini akan terbantai dengan revisi, revisi, dan revisi.Â