Mohon tunggu...
Dahlia UsRa
Dahlia UsRa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga

An ordinary woman in a big big world (currently living in Jakarta again :)).. that's why I always try to deal with life. Menyukai hal2 baru, termasuk menulis (sama sekali bukan keahlian saya).. yang merupakan salah satu hal positif untuk membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Telur Busuk di Hypermart

15 Oktober 2015   00:51 Diperbarui: 15 Oktober 2015   01:37 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbelanja di Pasar Modern atau kata lainnya Supermarket, tentunya konsumen berharap mendapatkan barang yang kualitasnya sangat baik kalau tidak bisa disebut sempurna. Ternyata nyamannya ruangan AC, indahnya tempat yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga terlihat kontemporer, bagusnya kemasan, harganya yang terbandrol manis tidak dapat ditawar, bukan jaminan untuk konsumen mendapatkan barang yang sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana yang terlihat (mungkin kalau melihatnya tidak teliti seperti saya).

Tanggal 10 Oktober 2015 saya berbelanja di Hypermart Depok Town Square, Depok. Di deretan rak telur, atas desakan keingintahuan saya akan rasanya, maka saya ambil 1 pak Telur yang bertuliskan Telur Ayam Negeri merah dengan expiry date 28 Oktober 2015. Singkat cerita sampailah barang itu ke kasir, yang kemudian saya bawa ke rumah.

Sesampainya di rumah, ketika akan dikonsumsi dengan maksud dimasak terlebih dahulu, saya dapati 2 telur isinya sudah hitam dan beraroma luar biasa busuk. Tentunya saya tidak berani membuka lagi cangkang sisa telur yang lainnya.

Kecewa sudah pasti. Bagaimana mungkin suatu tempat belanja modern yang baru saja di buka kembali setelah berbenah selama sekitar 2 bulan menyimpan barang busuk di antara rak-rak yang tertata rapi. Bagaimana juga kinerja Quality controlnya? Trauma mengkonsumsi telur dengan label tersebut juga sudah pasti. Ternyata kelayakan barang konsumsi tidak berbanding lurus dengan bagusnya kemasan dan tempat jualnya.

Malah mungkin konsumen harus lebih berhati-hati di bandingkan dengan belanja di Pasar tradisional, karena paling tidak di pasar tradisional konsumen punya keleluasaan untuk memilih barang yang akan dibelinya sebelum dikemas alias dibungkus. Mari tingkatkan kewaspadaan dan ketelitian kita sebagai konsumen.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun