Mohon tunggu...
hilal syahrul
hilal syahrul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Perikanan dan Kelautan

Mahasiswa baru di Universitas Airlangga Surabaya Fakultas Perikanan dan Kelautan Program studi Teknologi Hasil Perikanan. Saya memiliki ketertarikan dalam bidang olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak dalam Sorotan Publik: Dampak dan Penanggulangan Terhadap Stigma dan Hujatan Orang Dewasa

9 Juni 2024   19:50 Diperbarui: 9 Juni 2024   19:51 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dan tidak hanya orang dewasa yang terlibat di dalamnya; anak-anak juga sering muncul di platform ini, baik melalui akun pribadi, akun yang dikelola orang tua, atau muncul dalam konten yang dibagikan oleh orang lain. Sayangnya, dengan kemudahan berbagi dan berkomentar, muncul pula sisi negatif dari media sosial: hujatan netizen yang tidak pandang bulu, termasuk terhadap anak-anak.

Anak-anak yang menjadi sorotan publik sering kali menghadapi tantangan yang berat. Mereka berada di bawah tekanan untuk memenuhi ekspektasi yang tidak realistis dan terus-menerus diawasi oleh mata publik. Ketika anak-anak ini menerima hujatan atau kritik dari orang dewasa, efeknya bisa luar biasa dan merusak mental. Misalnya, seorang anak yang sering tampil di video dalam social media mungkin akan menerima kritik pedas mengenai penampilan atau perilakunya. Kritik ini dapat merusak rasa percaya diri dan membuat mereka merasa tidak aman. Mereka mungkin mulai meragukan diri mereka sendiri dan kemampuan mereka, yang dapat mengarah pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan.

Dampak negatif dari sorotan publik tidak hanya terbatas pada kritikan langsung. Anak-anak yang sering menjadi pusat perhatian juga dapat kehilangan sebagian dari masa kecil mereka. Mereka mungkin harus menghadapi tanggung jawab dan tekanan yang tidak sesuai dengan usia mereka, sehingga menghambat perkembangan emosional dan sosial yang normal. Kehidupan mereka sering kali menjadi terbuka untuk dihakimi, dan setiap kesalahan kecil bisa diperbesar dan dipermalukan di depan umum. Hal ini bisa menambah beban psikologis yang sudah mereka rasakan.

Untuk mengatasi dampak negatif ini, langkah-langkah perlu diambil oleh berbagai pihak, termasuk orang tua, pendidik, dan masyarakat luas. Orang tua memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari dampak buruk media sosial. Pendidikan tentang penggunaan media sosial yang bijak dan aman harus dimulai sejak dini. Anak-anak perlu diberitahu bahwa tidak semua yang mereka baca atau terima di media sosial adalah refleksi dari diri mereka yang sebenarnya. Selain itu, orang tua harus memonitor aktivitas online anak-anak mereka tanpa melanggar privasi mereka, memastikan bahwa anak-anak tidak menjadi sasaran hujatan yang berbahaya.

Pada akhirnya, perbedaan dalam cara anak-anak diperlakukan dan didukung akan sangat memengaruhi bagaimana mereka merespons sorotan publik. Dengan pendekatan yang holistik dan dukungan yang tepat, dampak negatif dari sorotan publik dapat diminimalkan, memungkinkan anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih sehat dan bahagia. Hujatan netizen terhadap anak di media sosial adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Dengan upaya bersama dari orang tua, masyarakat, dan platform media sosial, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang tanpa harus menghadapi dampak buruk dari komentar negatif dan hujatan di dunia maya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun