Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Nonaku

1 Juni 2023   09:41 Diperbarui: 1 Juni 2023   09:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nona, Mengapa kamu begitu membenci dan menistakan kesendirian ini?

Nona, bukankah karna kesendirian inilah kamu menjadi begitu mesra dengan Tuhanmu?

Tidak ingatkah kamu tatkala air matamu jatuh berlinang, di atas sajadah hanya untuk meminta seseorang yang belum tentu bisa mencintaimu sekeras kamu mencintainya?!

Kamu begitu mengingkannya, yang belum tentu menginginkanmu juga. Kamu menangis, merengek, mengemis pada Tuhanmu sebegitu kerasnya, tak ada satu malampun air matamu tak jatuh sebab memintanya pada Tuhanmu yang jauh sudah lebih dahulu mencintaimu?!

Cinta segitiga macam apa ini nona?!

Kamu begitu mencintainya yang mencintai orang lain, di sisi lain kamu mengabaikan Tuhanmu yang cintanya padamu jauh di atas cinta makhluk manapun di muka bumi ini.

Tuhanmu tetap mencintaimu sekalipun kamu mati-matian mengejar cinta yang lain. Cinta yang tak mengharapkanmu jadi tujuan akhir dari perjalanannya. Nona, ingatkah kamu, di saat Tuhanmu masih tetap melindungimu bahkan di saat kamu tengah terlena dengan cintamu yang lain, Tuhanmu tetap mencintaimu sekalipun kamu sibuk mngejar cinta yang lain. Tuhanmu yang menguatkanmu di saat dalam kondisi lemah karna dikecewakan oleh cintamu yang lain. Tuhanmu yang menenangkanmu di saat kamu dibuat gelisah dan bersedih oleh cintamu yang lain.

Lihatlah kembali nona, Tuhanmu tetap mencintaimu dan melindungimu bahkan di saat kamu menghianati cinta Tuhanmu dengan mengejar cinta yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun