Mohon tunggu...
hikmatul istiqomah
hikmatul istiqomah Mohon Tunggu... -

UIN MALIKI MALANG HIKMATUL ISTIQOMAH NIM : 11140068

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Perkembangan Kognitif Pada Masa Bayi

5 Juni 2014   06:33 Diperbarui: 4 April 2017   16:38 5197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikrkan lingkungannya. Dalam Dictionary of Psychology karya Drever,dijelaskan bahwa “kognisi adalah istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian dan penalaran.” (Kuper & Kuper, 2000 dalam Desmita, 2012). Kemudian dalam Dictionary of Psychology karya Chaplin, dijelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat dupahami bahwa kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.

Menurut Piaget, anak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Anak tidak pasif menerima informasi, melainkan berperan aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas.

Piaget juga meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga dewasa. Kemampuan bayi melalui tahap-tahap tersebut bersumber dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (melalui asimilasi dan akomodasi) serta adanya pengorganisasian struktur berpikir. Tahap-tahap pemikiran ini secara kualitatif berbeda pada setiap individu. Demikian juga, corak pemikiran seorang anak pada satu tahap, berbeda dari corak pemikirannya pada tahap lain. Tahap-tahap perkembangan pemikiran ini dibedakan Piaget atas empat tahap, yaitu tahap pemikiran sensoris-motorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Berikut ini akan diuraikan tahap pemikiran masa bayi, yaitu tahap sensoris-motorik.

Tahap sensoris-motorik berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik. Dalam hal ini, bayi yang baru lahir bukan saja menerima secara pasif rangsangan-rangsangan terhadap alat-alat inderanya, melainkan juga aktif memberikan respon terhadap rangsangan tersebut, yakni melalui gerak-gerak refleks.

Denagan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan melakukan gerakan-gerakan motorik dalam bentuk refleks-refleks, bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunia sekitarnya. Jadi, pada permulaan tahap sensoris-motorik, bayi memiliki lebih dari sekedar refleks yang digunakan untuk mengkoordinasikan pikiran dengan tindakan. Pada akhir tahap ini, ketika anak berusia sekitar 2 tahun, pola-pola sensoris-motoriknya semakin kompleks dan mulai mengadopsi suatu sistem simbol yang primitif. Misalnya, anak usia 2 tahun dapat membayangkan sebuah mainan dan memanipulasinya denagn tangannya sebelum mainan tersebut benar-benar ada. Anak juga dapat menggunakan kata-kata sederhana, seperti “minum susu” untuk menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa sensoris-motorik (Santrock, 1998 dalam Desmita, 2012).

Tidak seperti tahap-tahap lainnya, tahap sensoris-motorik dibagi kedalam enam subtahap, dimana masing-masing subtahap meliputi perubahan-perubahan kualitatif dalam organisasi sensoris-motorik. Keenam subtahap perkembangan sensoris-motorik menurut Piaget secara singkat sebagai berikut:

1.Tahap Early Refleks, terjadi pada usia 0-1 bulan, dimana bayi mempunyai kepercayaan atas refleks bawaan sejak lahir untuk mengetahui lingkungan; asimilasi dari semua pengalaman refleks misalnya menelan dan menyusu.

2.Tahap Primary Circular Reactions, terjadi pada usia 1-4 bulan, dimana bayi melakuakn akomodasi (modifikasi) refleks untuk menyesuaikan objek dengan pengalaman baru; seperti bayi mengulangi reaksi yang bersifat sederhana seperti membuka dan menutup mata, menarik selimut untuk mendapatkan kesenangan. Jadi, tindakan yang diulang-ulang difokuskan pada tubuh bayi sendiri.

3.Tahap Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 4-8 bulan, diamana tindakan yang diulang oleh bayi sudah terfokus pada objek. Tindakan itu digunakan untuk mencapai tujuan, tetapi masih melakukan secara sembrono. Juga memberikan perhatian terhadap benda-benda yang bergerak, seperti mengayunkan lengan dan kakinya semata-mata untuk mencapai kesenangan.

4.Tahap Combined Secondary Circular Reactions, terjadi pada usia 8-12 bulan. Bayi sudah dapat menguasai sistem respons dan mengkombinasikan tindakan denagn tindakan yang telah diperoleh sebelumnya (skema) untuk mendapatkan sesuatu. Dan ini merupakan titik awal dari pengertian.

5.Tahap Tertiary Circular Reactions, terjadi pada usia 12-18 bulan. Anak mulai menggunakan reaksi yang bersifat “trial and error” untuk mempelajari objek-objek disekitarnya. Kegiatan coba-coba yang dilakukan anak mulai bisa mengubah gerak-geriknya untuk mencapai suatu tujuan yang lebih jelas. Tahap ini menandai titik awal perkembangan keingintahuan dan minat pada sesuatu yang baru.

6.Tahap The First Symbol, terjadi pada usia 18-24 bulan. Dimana fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris-motorik murni menjadi taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif.

Di dalam subtahap tertentu, kemungkinan terdapat skema yang berbeda. Misalnya pada subtahap 1, terdapat skema menghisap, mencari dan mengedipkan mata. Pada dasarnya, skema pada subtahap 1 lebih bersifat reflektif. Dari subtahap ke subtahap berikutnya, skema yang terbentuk berubah.perubahan inilah yang menjadi inti dari tahap-tahap pemikiran Piaget (Santrock, 1998 dalam Desmita, 2012).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun