Mohon tunggu...
Hikmah Wulandari
Hikmah Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang memiliki hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Luka di Bunga

28 Mei 2024   18:15 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:35 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: https://pin.it/1wKLbgCGY

Aku tumbuh begitu indah,
Bunga-bunga cantik menghiasiku,
Batangku berdiri kokoh, tegak,
Di bawah sinar mentari yang hangat.

Lalu kau datang, tak terduga,
Dengan rayuan yang manis,
Kau ingin menemani, katamu,
Bukankah sudah ku tolak? Aku tak ingin.

Namun kau terus memaksa,
Rayuanmu makin lembut, mendayu,
Dengan harapan yang kau bawa,
Hingga hati ini perlahan luluh.

Akhirnya, kubuka diri,
Memberi kesempatan padamu,
Kukira kau tulus, ingin menjaga,
Tapi, oh, betapa salahku.

Kau hisap putik-putikku,
Mengambil nektar hidupku,
Sampai layu dan mati aku,
Kau tinggalkan, pergi tanpa jejak.

Kini aku terbaring hampa,
Bunga-bunga yang dulu ceria,
Kini tinggal kenangan duka,
Hanya batang kering yang tersisa.

Di tengah sepi aku terdiam,
Mengingat janji manismu dulu,
Ternyata kau datang hanya untuk mengacaukan,
Dan pergi setelah menghisap semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun