Mohon tunggu...
Nurul Hikmah Nourma
Nurul Hikmah Nourma Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hai Kompasianer! aku adalah manusia dengan hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gemericik hati

24 Desember 2024   17:16 Diperbarui: 24 Desember 2024   17:16 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kelabu hitam melingkup jagat alamMeraup kicauan merpati berterbanganMenangkap banyak sayap saling mendekap Hujan yang mengalun dalam gelombang beruntunGemericik air yang bergesek dengan porosnya Cekamnya aura dunia yang tak lagi bercahayaJiwa yang tak lagi ada pada tumpunyaTerbawa alur naluri untuk temaramnya hatiHujan membawa sekotak memori yang masih abadiTetes airnya menghanyutkan sendu lara elegiBersama seutas fantasi dalam seduhan kopiBiarlah rintiknya terganti senjaBiarlah hujan mengguyur ingatan yang terkuburBiarlah hujan mendefinisi makna hati dalam selarik puisi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun