Mohon tunggu...
Hikmah Fitriyani
Hikmah Fitriyani Mohon Tunggu... -

hidup akan lebih indah nun penuh warna dengan hikmah di setiap suasana

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyambut Tamu Istimewa

21 Juli 2012   00:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:45 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan merupakan tamu agung yang amat di nanti oleh semua umat islam. Tentu saja karena keistimewaan bulan tersebut. Di bulan Ramadhan Allahmenutup pintu neraka dan membelenggu syaian-syaitan serta membuka lebar-lebar pintu surga. Juga terdapat satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan (lailatul qadar) yang berarti bahwa ibadah yang kita lakukan di malam itu sama dengan ibadah selama 1000 bulan atau jika di hitung secara matematis yaitu selama 365.250 hari, dikatakan juga di dalam salah satu tafsir sebagai malam yang sempit, karena terlalu banyak maikat yang turun ke bumi di malam itu, hal ini dijelaskan dalam Qs. Al-Qadar. Nabi bersabda “Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam tersebut, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Kembali ke bahasan awal, bulam Ramadhan sebagai tamu agung. Selayaknya tuan rumah kita harus memuliakan tamu kita. Sesuai dengan perintah dalam hadits Nabi“Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari). Oleh karena itu perlu adanya persiapandalam menyambut tamu kita yang satu ini, terlebih tamu agung. Persiapan yang kita lakukan hendaknya agung pula. Agung di sini dapat diartikan “maksimal” karena kita akan merugi apabila kita lewatkan dengan cuma-cuma sebab di bulan Ramadhan pahala ibadah kita yang apabila pada hari-hari biasa dilipatkan 10 kali, di bulan yang istimewa ini dilipat gandakan 70 kali, dan pahala ibadah sunnah dihitung sebagai mana pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, datangnyapun hanya satu kali dalam setahun.

Persiapan itu meliputi persiapan eksoteris (lahiriah) dan tentunya esoteris (batiniah) pula. Persiapan eksoteris (lahiriah) meliputi 3K (Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan):

1.Kesehatan

Ketika berpuasa kita tidak makan dan minum kurang lebih 14 jam sehari sampai 29-30 hari.Sistem organ di dalam tubuh pasti mengalami sesuatu yang berbeda dari pada hari-hari biasa. Oleh karena itu kita harus pintar-pintar memanage pola makan dan gaya hidup serta mendril sistem imun kita. Hal ini bisa dilakukan dengan mengerjakan puasa sunnah di bulan Sya’ban sebagai pemanasannya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)

2.Kebersihan dan kesucian

Dalam beribadah hendaknya memperhatikan kebersihan dan kesucian pakaian sertatempat di sekitar kita. Dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan para warga terutama kaum pria bergotong royong membersihkan mushollah di daerahnya. Begitu pula ibu-ibu rumah tangga, giat membersihkan dan memperindah rumah seisinya dengan mengerahkan putra-putri mereka untuk dijadikan partner kerja dan saling berbagi tugas. Ada yang mencuci muknah, sajadah, surban, ada pula yang mengepel atau membersihkan perabot rumah. Islam menganjurkan kita untuk menjaga kesucian “Kesucian adalah sebagian dari iman”, demikianlah cuplikan hadits ke-23 dari Arba’in Nawawi.

3.Keamanan

Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa setiap menjelang Ramadhan harga bahan-bahan pangan naik, hal ini mendorong terjadiya kriminalitas. Oleh karena itu kita perlu meningkatkan kewaspadaan dimanapun kita berada, lebih-lebih di tempat-tempat umum.

Adapun persiapan esoteris (batiniah) yaitu berhubungan dengan “hati”. Kita hendaknya memantapkan hati kita dengan segala amal ibadah yang kita lakukan. Karena “Innamal a’malu bi niat” (setiap perbuatan tergantung pada niatnya), dan niat ini bersumber dari hati. Dalam menyambut bulan suci nun penuh berkah ini kita semestinya lebih memantapkan dan membersihkan hati kita agar dapat benar-benar beribadah lillahi ta’ala.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun