Mohon tunggu...
Hikmah Cahya Dinniah
Hikmah Cahya Dinniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hello

Semoga bermanfaat disetiap tulisan :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UM Ciptakan Inovasi Pembuatan UAV dengan Bahan Dasar Limbah Polystyrene

2 September 2021   07:00 Diperbarui: 8 September 2021   20:36 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa dari Universitas Negeri Malang mengembangkan sebuah inovasi sistem pemantauan hutan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan bahan dasar limbah polystyrene.

Adanya inovasi tersebut dilatarbelakangi karena banyaknya kasus deforestasi hutan, terutama di wilayah Kabupaten Malang. Kegiatan illegal terhadap wilayah hutan sangat berpotensi terjadi secara berulang. Sehingga, perlu dilakukan suatu upaya guna mencegah praktik-praktik illegal terhadap wilayah hutan. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan data penginderaan jauh dalam mapping area.

Oleh sebab itu, dilakukan pengembangan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sebagai solusi dalam pemantauan dan pemetaan wilayah hutan.

Ketua tim, Firman Lutfi menuturkan, "UAV ini nantinya dapat melakukan sebuah monitoring secara real time untuk melakukan pemantauan dan pemetaan wilayah hutan, selain itu dengan penggunaan bahan dasar limbah polystyrene sehingga biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan UAV lebih rendah"

Menurutnya, hasil inovasi UAV ini memiliki beberapa keunggulan dalam melakukan pemetaan wilayah hutan, antara lain, mampu melakukan monitoring secara real time, data yang dihasilkan lebih fleksibel dan terbebas dari awan serta lebih detail, karena posisi terbang UAV berada di bawah awan.

Jenis UAV yang dipakai adalah jenis pesawat Fly-wing. Jenis Fly-wing mempunyai kontruksi yang sederhana (mudah dalam pembuatan kontruksinya) dan mempunyai kestabilan yang baik. Fly-wing merupakan jenis pesawat terbang dengan bentuk sayap tetap dengan 80% berbentuk airfoil (badan maupun sayap) tanpa memiliki ekor sehingga penggunaannya sangat sederhana yaitu terdiri dari sayap dan penggerak.

"Untuk mendesain pesawat Fly-wing, beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan performa yang lebih optimal, seperti penggunaan airfoil, pemilihan dan perhitungan posisi central of gravity (CG), dan juga ukuran dari bentang sayap", ujar Ketua Tim Firman Lutfi.

Dalam pembuatan inovasi ini, terdiri dari 4 orang mahasiswa UM atas nama Firman Lutfi Fawzan Adhiima (Fakultas Teknik), Masruro Yuniati (Fakultas Teknik), Fadhila Wahyu Putri (Fakultas Teknik) dan Hikmah Cahya Dinniah (Fakultas Ekonomi).

Dengan adanya inovasi pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle berbahan dasar limbah polystyrene maka akan diperoleh beberapa keuntungan yaitu, optimalisasi pemantauan dan pemetaan wilayah hutan serta pengurangan limbah polystyrene yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun