Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Perangkai kata

Menemani anak salah satunya juga mengajarkan bersikap sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pilihan Orangtua

15 November 2020   05:23 Diperbarui: 15 November 2020   05:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan sifatku yang mudah terkejut. Meskipun sempat terbelalak dengan yang terlihat di hadapanku.

Luka bekas operasi tempurung kepala   tampak membelah hampir setengah kepalanya, secara melintang. Seruni pun hanya memiliki separuh mahkota. Separuhnya lagi tak ada rambut di sana.

Segera kututup kembali jilbab istriku.  Seruni menundukkan wajah semakin dalam. Wajahnya berubah lebih malu dari sebelumnya.

"Maafkan aku, ya, Bang," ucapnya.

Aku memeluknya. "Untuk apa maaf?"

"Aku cacat."

"Kau pikir aku sempurna?" Semakin erat aku memeluknya. "Cukup jadi istriku yang sholehah dan jadi anak ibuku yang baik."

Seruni menatap wajahku.

"Doakan abang, supaya jadi suami yang baik, ya."

Seruni mengangguk.

Memilih bahagia salah satunya mungkin memanusiakan manusia. Ini bagi manusia yang mengaku manusia. Kalau ia berkekurangan, maka aku pun demikian. Jika ia menuntut kesempurnaan ... sesungguhnya hanya Allahlah Sang Maha Sempurna dan tak akan ia dapatkan satu kesempurnaan pun dalam diriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun