Di luar jendela hujan lupa
 untuk reda. Tak tahu
 apa yang mesti diingat dari
 kota yang tertidur;
 Lampu-lampu samar,
 seperti lukisan dari kapur.
 Tapi malam menyimak
 jam dinding
 detik-detik memberat
 pada kamar yang hening.
 Meski di atas kursi, di tisu itu
 masih tersisa tangismu.
 'Tidak ada yang salah dengan kepergian,' kau
 katakan. Beberapa jam
 yang lalu.
 Agak ragu.
 'Aku harus...'
 Kau menunduk,
 'Cinta, memang...'
 Tapi kau beranjak juga.
 Dan tak pernah menoleh.
 *
 seperti melukis cemas
 pada kelopak yang lepas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!