Mohon tunggu...
Hija Hamid Fauji
Hija Hamid Fauji Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab 2020, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

A Learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Environment Analysis

18 Oktober 2022   20:29 Diperbarui: 18 Oktober 2022   20:35 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis lingkungan (Tessmer, 1990) melibatkan melihat faktor-faktor yang akan memiliki pengaruh kuat pada keputusan tentang tujuan pembelajaran, apa yang harus dimasukkan dalam pembelajaran, dan bagaimana cara mengajar dan menilainya. Faktor-faktor ini dapat timbul dari peserta didik, para guru, dan situasi belajar mengajar. Tujuan dari analisis lingkungan dari proses desain kurikulum adalah untuk menemukan faktor-faktor situasional yang akan sangat mempengaruhi program. Analisis lingkungan juga disebut "analisis situasi" (Richards, 2001) atau "analisis kendala".

Analisis lingkungan merupakan bagian penting dari desain kurikulum karena menjadi dasar untuk memastikan bahwa materi pembelajaran dapat digunakan. Misalnya, jika tingkat pelatihan para guru sangat rendah dan tidak diperhitungkan, mungkin terjadi bahwa para guru tidak dapat menangani kegiatan pembelajaran. Demikian pula, jika materi pembelajaran  terlalu mahal atau membutuhkan fasilitas teknologi dan penyalinan yang tidak tersedia, materi pembelajaran ini mungkin tidak dapat digunakan. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi desain kurikulum, sehingga sebagai bagian dari prosedur analisis lingkungan, perancang kurikulum seharusnya memutuskan faktor mana yang paling penting.

Berikut ini adalah contoh analisis lingkungan pembelajaran  untuk pelajar Jepang yang berusia enam hingga sembilan tahun yang tinggal di negara-negara berbahasa Inggris. Selama waktu mereka di luar negeri mereka belajar cukup banyak bahasa Inggris dan Sekembalinya ke Jepang, sekali seminggu selama satu setengah jam mereka menghadiri kelas khusus untuk membantu mempertahankan bahasa Inggris mereka.

Kendala utama pada kelas pemeliharaan bahasa kedua adalah waktu kelas dan waktu kontak dengan bahasa Inggris yang sangat terbatas. Akan ada penurunan minat peserta didik dalam mempelajari bahasa Inggris karena mereka mengidentifikasi lebih kuat dengan Jepang dan menjadi orang Jepang. Para pembelajar tahu bahwa mereka dapat berkomunikasi dengan lebih mudah satu sama lain dalam bahasa Jepang daripada bahasa Inggris.

Kendala-kendala ini bisa memiliki pengaruh pada desain kurikulum :

  1. Untuk itu, orang tua harus dibimbing untuk memberi anak-anak mereka beberapa kontak ekstra dengan bahasa Inggris.
  2. Kegiatannya harus menyenangkan sehingga anak-anak berharap untuk melakukannya demi mereka sendiri.
  3. Beberapa kegiatan harus dibawa ke kelas berikutnya sehingga anak-anak berharap untuk melanjutkannya.
  4. Kegiatan harus sebagian besar berpusat pada guru daripada kerja kelompok atau pasangan.
  5. Sebagian besar kegiatan harus berfokus pada makna.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

  1. Mendengarkan cerita serial
  2. Menulis untuk diterbitkan atau dibaca dengan keras
  3. Menulis diary kepada guru atau teman rahasia
  4. Produksi drama, video, dan lain sebagainya.

            Adapun analisis kendala dan efeknya bagi desain kurikulum :

Faktor Murid. Seperti usia, pemahaman, kebutuhan dan minat mereka terhadap bahasa Inggris. Faktor Guru. Seperti kompetensi, terlatih atau tidak, serta keluangan waktu. Faktor Situasi. Seperti ruang kelas yang memadai, waktu belajar dan sumber pembelajaran yang cukup, serta pengembangan kegiatan.

Dalam beberapa model desain kurikulum, analisis lingkungan dimasukkan dalam analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan adalah subjek dari bab berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun