Mohon tunggu...
Neng Azli Annita
Neng Azli Annita Mohon Tunggu... -

my life my adventure style hijab adventure photographic

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

simak sekilas bagaimana sich psikososial anak usia dini..

18 Mei 2015   19:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:51 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

NUR AZLI ANNITA (13150038) A

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

DASAR PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK

Dalam perkembangan psikososial pada anak usia tiga tahun pertama terdapat beberapa pembahasan didalamnya. Perkembangan psikososial ini memiliki dasar-dasar perkembangan yang meliputi emosi dan temperamen. Disini emosi memiliki arti bukan hanya keadaan pada saat marah, namun ketika seorang anak itu tersenyum dan tertawa, itu juga merupakan suatu emosi atau suatu perasaan yang merupakan kombinasi antara gejolak fisiologisnya.

Seoarang anak ketika masih lahir, tidak memiliki ketertarikan untuk melakukan sosialisasi. Namun ketika dia berumur sekitar empat atau lima bulan, anak mulai menunjukkan reaksi pertama dalam sosialisasi terhadap orang lain. Contohnya pada saat bayi baru saja lahir, ketika dia tersenyum, maka senyuman itu hanya merupakan refleks yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini berbeda ketika psikososial bayi sudah mulai berkembang, yaitu pada usia empat atau lima bulan, ia tersenyum bukan hanya karena refleks semata, namun karena ia ingin bersosialisasi dengan orang lain, dan mulai menampakkan hubungannya dengan orang lain. Senyuman ini merupakan bentuk dari respons bayi terhadap lingkungan luar.

Perkembangan emosi

Emosi sebagai perasaan atau afek yang terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi yang penting baginya.

komunikasi adalah aspek emosi yang mengemuka di masa bayi.

Emosi dapat diklasifikasikan menjadi 2:


  1. Emosi positif : antusiasme, kegembiraan, dan cinta
  2. Emosi negatif : kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan

Emosi-emosi awal


  1. Emosi primer adalah emosi yang dimiliki oleh manusia dan binatang; emosi-emosi ini di ekspresikan dalam enam bulan pertama kehidupan bayi manusia. Emosi ini mencakup terkejut, tertarik, gembira, marah, sedih, takut dan jijik.
  2. Emosi sadar diri memerlukan kewaspadaan diri yang melibatkan kesadaran dan rasa “keakuan.” emosi ini mencakup cemburu, empati, malu, bangga, menyesal, dan rasa bersalah, yang kebanyakan muncul pertama kali pada paruh kedua tahun pertama hingga tahun kedua.

Menangis adalah mekanisme paling penting yang dikembangkan oleh bayi baru lahir untuk berkomunikasi dengan dunianya.

Bayi memiliki setidaknya tiga jenis tangisan:


  1. Tangisan dasar
  2. Tangisan kemarahan
  3. Tangisan kesakitan

Senyuman berperan kritis sebagai alat mengembangkan keterampilan sosial baru dan merupakan singal sosial.

Ada dua jenis senyuman yang diketahui pada bayi, yakni:

1. Senyuman refleksif. Suatu senyuman yang tidak terjadi sebagai respons terhadap stimuli eksternal dan muncul selama satu bulan pertama setelah kelahiran, biasanya selama tidur.

2. Senyuman sosial. Suatu senyuman yang terjadi sebagai respons terhadap stimulus eksternal, biasanya terhadap wajah yang dilihat oleh bayi. Senyuman sosial sudah terjadi ketika bayi berusia 2 bulan.

Rasa takut merupakan salah satu emosi bayi yang paling awal, yang biasanya muncul pertama kali di usia sekitar 6 bulan dan mencapai puncaknya diusia 18 bulan. Namun bayi yang mengalami kekerasan dan diabaikan dapat memperlihatkan emosi takut pada usia tiga bulan (Campos, 2005). Para peneliti telah menemukan bahwa rasa takut bayi memiliki hubungan dengan rasa bersalah, empati, dan agresi rendah di usia 6 hingga 7 tahun (Rothbart, 2007).

Ada dua rasa takut yang dapat muncul pada bayi

1. rasa takut terhadap orang asing

2. Rasa takut karena berpisah dari pengasuh

Temperamen

Temperamen yakni gaya perilaku dan cara berespons yang sifatnya individual.

Chess dan Thomas mengklasifikasikan bayi sebagai


  1. Bertemperamen mudah
  2. Bertemperamen sulit
  3. Bertemperamen lambat

Pandangan Robert dan Bates mengenai temperamen mengedepankan tiga klasifikasi, Yakni:


  1. Ekstaversi dan surgensi
  2. Afektivitas negatif
  3. Kendali diupayakan (regulasi diri)

Goodness of fit merujuk pada kesesuaian antara temperamen anak dengan tuntutan lingkungan yang harus diatasinya. Goodness of fit dapat menjadi suatu aspek penting dari penyesuaian anak.

Meskipun bukti penelitian masih belum menghasilkan kesimpulan tertentu, para pengasuh sebaiknya:


  1. Peka terhadap karakteristik anak
  2. Fleksibel dalam merespons karakteristik-karakteristis ini
  3. Mengindari pemberian label yang negatif kepada anak.

Dalam sudut pandang lain, perkembangan anak dapat terhambat karena adanya penganiayaan anak yang bermacam-macam. Diantara penganiayaan-penganiayaan anak adalah kekerasan fisik, penelantaran anak, kekerasan sosial, dan kekerasan emosial. Masing-masing jenis penganiayaan akan selalu berdampak pada anak tersebut. Penganayaan-penganiayaan tersebut dapat terjadi karena pegasuhan anak yang kurang baik, atau bahkan orang tua melakukannya dengan tidak sengaja atau tidak disadarinya. Akibat dari penganiayaan-penganiayaan tersebut adalah sampai pada kematian atau juga mengakibatkan Shaken Baby Syndrome.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun