Pada era sekarang, sudah tidak heran lagi dengan hadirnya Rokok elektrik atau yang biasa disebut dengan Vape. Selain itu, tentu saja vape ini lahir di tengah-tengah era nya Gen Z, yaitu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an.Â
Hal tersebut telah menjadi sorotan karena pergeseran budaya konsumtif di Indonesia terutama fenomena gaya hidup yang konsumtif yang ditandai dengan peningkatan signifikan dalam pengeluaran untuk barang dan layanan yang bukan kebutuhan pokok.Â
Salah satu fenomena gaya hidup yang konsumtif pada era sekarang adalah tren penggunaan Vape, yang dianggap oleh banyak orang sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok tembakau. Namun, anggapan bahwa vape lebih aman adalah sebuah kesalahpahaman. Vape mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, seperti nikotin, formaldehida, akrolein, asetaldehida, vitamin E asetat, dan logam berat.Â
Berdasarkan Instagram @Indozone.id, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS yang menunjukkan bahwa usia 18 hingga 24 tahun merupakan kelompok pengguna rokok elektrik terbanyak dibandingkan dengan orang dewasa berusia 45 tahun ke atas yang umumnya memilih rokok biasa. Kandungan logam dan heavy metals dalam cairan rokok elektrik dapat mengganggu sistem jantung dan pembuluh darah.
Pada Artikel ini penulis akan membahas faktor yang mempengaruhi, resiko, serta dampak dan solusi. Popularitas Vape di Kalangan Generasi Z Penggunaan vape telah meningkat pesat di kalangan remaja dan dewasa muda. Vape dipandang sebagai simbol gaya hidup modern dan dianggap lebih keren dibandingkan rokok tradisional.Â
Media sosial dan influencer memainkan peran besar dalam mempromosikan penggunaan vape. Tampilan yang menarik, berbagai rasa yang menggoda, serta klaim bahwa vape lebih aman daripada rokok membuatnya semakin populer. Risiko Kesehatan dari Penggunaan Vape Meskipun vape sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman, bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan vape tetap membawa risiko kesehatan yang serius. Bahan kimia yang digunakan dalam cairan vape, seperti nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
- Risiko pada Sistem Pernapasan: Penghirupan uap vape dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan risiko bronkitis serta asma. Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius seperti EVALI (e-cigarette or vaping product use-associated lung injury).
- Risiko Kardiovaskular: Nikotin dalam vape dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. Studi menunjukkan bahwa penggunaan vape secara rutin dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung.
- Efek pada Otak Remaja: Pada era sekarang, banyak remaja yang sudah mengonsumsi vape, padahal Otak remaja masih dalam tahap perkembangan, dan paparan nikotin dapat mengganggu perkembangan ini. Nikotin dapat mempengaruhi fungsi kognitif, mengurangi kemampuan belajar, dan meningkatkan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
- Potensi Kecanduan: Vape mengandung nikotin, zat yang sangat adiktif. Penggunaan vape dapat menyebabkan ketergantungan nikotin yang tinggi, membuat remaja lebih sulit berhenti dan meningkatkan risiko mereka beralih ke rokok tradisional.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Penggunaan vape juga membawa dampak sosial dan ekonomi. Kecanduan nikotin dapat mengganggu prestasi akademis dan kehidupan sosial terutama remaja. Selain itu, biaya untuk membeli perangkat vape dan cairannya bisa cukup mahal, membebani ekonomi keluarga.
- Gangguan Akademis: Remaja yang kecanduan vape mungkin mengalami kesulitan fokus di sekolah dan penurunan prestasi akademis. Waktu yang dihabiskan untuk vape juga mengurangi waktu belajar dan kegiatan positif lainnya.
- Masalah Ekonomi: Meskipun vape dianggap lebih murah daripada rokok dalam jangka panjang, biaya awal untuk perangkat dan pembelian cairan secara rutin tetap signifikan. Hal ini dapat membebani keuangan remaja dan keluarga mereka, terutama jika mereka berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang mampu.
Solusi ntuk menghindari dampak buruk dari penggunaan vape, perlu adanya langkah-langkah preventif yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari individu hingga pemerintah.
- Edukasi Kesehatan: Meningkatkan kesadaran tentang risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan vape melalui program edukasi di sekolah dan kampanye publik. Informasi yang jelas dan berbasis bukti harus disampaikan kepada remaja dan orang tua untuk mengurangi daya tarik vape.
- Regulasi yang Ketat: Pemerintah harus mengatur penjualan dan pemasaran produk vape, terutama kepada remaja. Pembatasan iklan, pelabelan yang jelas tentang risiko kesehatan, dan pembatasan rasa yang menarik bagi anak muda adalah beberapa langkah yang bisa diambil.
- Dukungan Kesehatan Mental: Menyediakan layanan konseling dan dukungan kesehatan mental yang mudah diakses untuk remaja. Program pencegahan kecanduan harus diintegrasikan ke dalam layanan kesehatan sekolah dan komunitas.
- Â Alternatif Sehat: Mendorong aktivitas fisik dan hobi yang positif dapat mengurangi keinginan remaja untuk mencoba vape. Program ekstrakurikuler yang menarik dapat membantu mengalihkan perhatian mereka dari penggunaan produk berbahaya
- Keterlibatan Orang Tua: Orang tua harus aktif terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka, memberikan dukungan dan bimbingan mengenai risiko penggunaan vape. Diskusi terbuka dan edukatif tentang bahaya nikotin dan kecanduan sangat penting.
- Penegakan Hukum: Penegakan hukum yang ketat terhadap penjualan vape kepada anak di bawah umur dapat membantu mengurangi akses remaja terhadap produk ini. Denda dan sanksi yang tegas bagi pelanggar harus diterapkan.