Mohon tunggu...
Izzah Nuruz Zakiya
Izzah Nuruz Zakiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Nim 23107030015

Saya seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UIN Sunan Kalijaga yang gemar membaca, menulis, menonton film, dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kentut Sapi Bisa Bikin Pemanasan Global? Kok Bisa?

28 Mei 2024   18:46 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:54 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: KAN Jabung

Sapi merupakan hewan yang memang terlihat biasa saja seperti tidak ada yang salah dengan hewan sapi. Tapi siapa sangka ternyata sapi memiliki beberapa fakta mengejutkan bagi semua orang yaitu kentut yang dihasilkan oleh sapi dapat membuat pemanasan global. Kok bisa?. Jarang diketahui banyak orang jika kentut dan sendawa sapi ternyata menghasilkan gas metana dimana gas ini merupakan unsur media yang menjadi penyebab pemanasan global setelah karbondioksida dan bahkan metana 84 kali lebih kuat dalam hal memerangkap panas di atmosfer selain itu, emisi metana menyebar ke udara dengan cepat, menciptakan efek pemanasan yang lebih cepat daripada gas rumah kaca lainnya. 

Lalu kenapa sapi bisa menghasilkan gas metana? karena proses fermentasi organik yang terjadi pada feses sapi yang juga mempengaruhi produksi gas yang dihasilkan. Nah, proses fermentasi feses ini mampu mengasilkan gas metan atau (CH4) yang berakibat dari adanya bakteri metanogenik yang berada pada feses dan memperbarui komponen C pada feses sehingga menghasilkan gas metana atau (CH4). Selain itu metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya. 

Dan metana yang dilepaskan dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton pertahunnya dimana emisi CO2 dari pengolahan daging dapi dapat mencapai puluhan juta ton per tahun. Kentut sapi juga dapat menyebabkan hujan asam dimana sebagian besar emisi yang dihasilkan dari sendawa sapi atas dua pertiga dari amonia yang dilepaskan ke udara. karena amoniak bersifat racun bagi hewan air, berbagaya bagi tanah yang Subur dan berperan penting dalam mengangkut polutan yang menjadi penyebab hujan asam ke atmosfer. 

Tapi para ahi melakukan penelitian untuk menemukan cara agar mengurangi kandungan gas metana yang dihasilkan oleh kentut dan sendawa dari sapi dan akhirnya ditemukan suatu cara yaitu dengan menambahkan sedikit rumput laut di pagan ternak yang berkhasiat bisa mengurangi kembung di perut sapi sehingga kentut dan sendawa yang dihasilkan oleh sapi juga ikut berkurang serta gas metana yang terkandung di kentutnya pun juga ikut berkurang. 

Meski begitu, makan daging sapi ternyata masih jadi salah satu penyebab pemanasan global lhoo karena emisi yang ditimbulkan dari kerusakan hutan untuk dijadikan lahan ternak, pengolahan pakan ternak, air bersih yang digunakan untuk budidaya sapi ini, pendistribusian daging, dan lain-lain. 

Tim dari Curtin University Sustainability Policy Institute di Australia menyisir 27 laporan yang kemudian dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan bagaimana cara untuk mengurangi emisi metana di sector susu dan daging sapi di negara tersebut. Pasalnya, produksi pangan adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim dan perternakan menyumbang sekitar 10% emisi gas rumah kaca , demikian mengutip dari nypost.com, Selasa (28/5/2024). Selain menghasilkan gas metana sapi juga menghasilkan amonia dimana para peneliti sebelumnya telah mencoba melatih agar ternak mereka mengurangi untuk buang air kecil guna mengurangi efek urin sapi yang mengandung amonia, yang jika bercampur dengan tanah akan menjadi gas rumah kaca dinitrogen oksida. 

Terdapat study terbaru yang diterbitkan di dalam journal Climate yang merupakan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa mengubah lahan pertanian dan perternakan menjadi hutan atau lahan basah akan menjadi cara yang paling efektif dalam mengurangi gas metana. 

Namun, dengan mengolah kotoran sapi menjadi biogas juga dapat mengurangi pemanasan global karena dari feses yang dihasilkan sapi terdapat berbagai banyak manfaat berlipat yang akan diperoleh seperti dapat memperoleh pupuk organik, untuk menghasilkan bahan bakar, dan masih banyak lagi. 

Daging sapi ternyata juga memiliki jejak karbon lebih besar per ton daripada daging populer lainnya misalnya seperti dua kali lebih besar dari domba, enam kali lebih besar dari babi, dan tujuh kali lebih besa dari ayam. Menurut sebuah penelitian, produksi satu kilogram (2,2 pon) daging sapi memiliki efek yang sama terhadap lingkungan seperti mengendarai mobil sejaug 155 mil. Apakah dengan mengurangi makan daging sapi dapat mengurangi laju pemanasan global? Tulis pendapatmu dikolom komentar ya!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun