Mohon tunggu...
Izzah Nuruz Zakiya
Izzah Nuruz Zakiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Nim 23107030015

Saya seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi di UIN Sunan Kalijaga yang gemar membaca, menulis, menonton film, dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Suhu Laut Kian Memanas hingga Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

13 Maret 2024   20:11 Diperbarui: 6 Juni 2024   15:52 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:https://climate.copernicus.eu/copernicus-february-2024-was-globally-warmest-record-global-sea-surface-temperatures-record-high

Ancaman serius yang harus kita hadapi pada tahun 2023-sekarang yaitu meningkatnya suhu permukaan laut yang terus menerus memanas. Suhu permukaan laut terus meroket melebihi yang diperkirakan oleh para ahli geografi suhu permukaan ini sangat membahayakan dan menjadi ancaman yang sangat serius bagi ekosistem yang ada di laut. Menurut badan pemantau iklim Uni Eropa, Copernicus mengeluarkan temuan terbarunya yang mengungkap suhu laut global pada bulan Febuari 2024 berada pada Titik tertinggi sepanjang tahun yang mengakibatkan musim dingin di beberapa tempat di dunia menjadi lebih hangat.

Dari data tersebut yang dikeluarkan oleh badan climate Copernicus pada tahun 2023 pada garis merah ditengah sedangkan abu-abu dibawahnya adalah tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan garis hitam paling atas adalah keadaan kita sejauh ini pada tahun 2024-jauh lebih tinggi daripada tahun 2023. Lautan dunia terus memanas selama beberapa dekade belakang, akibatnya 90% panas berlebih yang diakibatkan oleh manusia dari polusi yang dihasilkan oleh industri bahan bakar soil. Peningkatan suhu permukaan laut juga akan menyebabkan peningkatan potensi topan siklon yang dapat berhubungan dengan intensitas, curah hujan dan gelombang badai. 

Selain itu permukaan suhu laut yang semakin memanas telah membuat lapisan es di antartika mencapai titik terendah yang dapat mengkhawatirkan selama tiga tahun berturut-turut hal ini dapat menyebabkan kenaikan masa air laut dan mengancam daerah pesisir. Bahkan luas es yang mengapung di seluruh benua antartika telah menyusut ingga di bawah 2 juta km persegi selama tiga tahun berturut-turut. Lalu apa sebabnya sih jika lautan memanas? menurut national geographic sejak awal revolusi industri beberapa ratus tahun dimulai ketika manusia telah membakar bahan bakar fosil dalam jumlah yang sangat besar. 

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6680617/danau-seukuran-kota-ditemukan-di-bawah-lapisan-es-antartika-begini-faktanya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6680617/danau-seukuran-kota-ditemukan-di-bawah-lapisan-es-antartika-begini-faktanya

Namun bukan hanya itu saja penyebabnya aktivitas yang dilakukan manusia pun juga mempengaruhi pemanasan permukaan laut seperti aktivitas sehari-hari membakar hutan, penggunaan sepeda motor, limbah udara dari pabrik yang menghasilkan karbondioksida yang juga memompa karbondioksida yang terperangkap oleh atmosfer bumi. sebagian besar sisa panas yang terperangkap itu telah terserap oleh lautan luas planet. Sejak 1970an lautan menyedot lebih dari 90% dari semua energi panas yang terperangkap oleh karbondioksida karena lautan yang sangat luas dan air lebih membutuhkan lebih banyak energi untuk memanas daripada udara. 

Tapi pemanasan yang terjadi tahun-tahun ini meningkat cepat dimana bagian atas lautan memanas hingga 24% lebih cepat daripada dekade bulan lalu dan laju pemanasan permukaan lautpun akan terus meningkat seiring berkembangnya waktu. Pemanasan permukaan laut ini sangat merugikan dan sangat merusak sekali bagi ekosistem laut. Bagian atas lautan hingga 700 meter paling banyak menyerap energi panas yang sangat ekstra. Bagian dalam lautan ternyata tidak sekebal itu untuk menyerap panas bahkan dasar laut lebih banyak menyedot energi panas dari sepertiga lautan dari kelebihan panas tersebut. 

Sebagian besar penghuni lautan yang merupakan dari plankton yang terkecil hingga paus yang terbesar hidup dibagian atas samudra mereka hidup dimana pada zona tersebut penyerapan energi panas atau karbondioksida meningkat secara cepat Malangnya banyak organisme lain yang bersifat sentisif terhadap perubahan suhu. Sekarang banyak para ilmuwan menyebutkan bahwa suhu permukaan laut akan lebih hangat yang nantinya akan membuat badai dimasa depan. Misalnya seperti angin topan dan silken tropis lebih intense. Dan memungkinkan badai  yang akan datang nantinya sampai mencapai hingga kategori 4-5 pada Skala kekuatan badai Saffire-Simpson. Tidak hanya itu saja jika suhu air mengalami penghangatan maka air hangar akan semakun membutuhkan air dingin. saat lautan memanas, mereka meluas. saat lautan semakin membesar maka permukaan laut merambat naik. Sama juga dengan ketika lautan memanas, air mengembang dan permukaan laut akan naik. Memanasnya suhu permukaan laut ini sampai mencapai rekor dari tahun-tahun sebelumnya dan reeker suhu bulanan yang terus meningkat adalah peringatan yang nyata bagi kita. Global warming menjadi sebuah masalah yang sangat serius bagi para pendulum bumi, jika tidak ada penanganan yang tepat untuk menangani global warming maka pendulum yang mendiami bumi akan terancam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun