New Normal membuka kembali kesempatan bagi orang-orang untuk bepergian ke luar kota maupun luar negeri.
Dugaan umum bahwa udara dalam kabin pesawat tidak segar dan sehat rupanya tidak benar dengan sistim ventilasi dan sirkulasi udara pesawat yang cukup canggih dan filter berbasis HEPA.
Bepergian dengan pesawat berisiko tinggi karena serangkaian kegiatan dari dan menuju kabin, seperti antrian yang padat saat check-in, di counter imigrasi, security check point dan ruang tunggu.
Upaya membersihkan udara dengan sistim filtrasi berbasis HEPA di kabin pesawat bisa diterapkan di dalam rumah atau kantor juga.
Masa PSBb telah usai, kini beberapa kota besar termasuk Jakarta sedang memasuki masa transisi yang dikenal sebagai the New Normal yaitu tahap pembukaan awal ke tatanan semula, dimana aktivitas sosial kembali normal termasuk dioperasikannya fasilitas umum, namun, dengan tetap melanjutkan gaya hidup dan protokol kesehatan kurang lebih sama dengan di masa PSBB.
Walau tampaknya belum ada tanda-tanda membaik saat memasuki New Normal, tidak sedikit dari kita menyambut masa transisi ini dengan sangat antusias. Hal ini terlihat dari ramainya pengunjung mall saat kembali dibuka, bahkan tempat pariwisata juga sudah ramai dikunjungi. Mungkin akan disusul dengan membludaknya jumlah penumpang pesawat yang hendak bepergian ke tempat-tempat wisata domestik maupun internasional. Setelah 3 bulan "mengkarantinakan diri" di rumah, tampaknya banyak orang terlanda bosan dan jenuh siap untuk terbang bepergian.
Namun, apakah benar-benar aman bepergian dengan pesawat mengingat risiko penularan di dalam ruangan tinggi?
Untuk menghindarkan risiko, sebaiknya kita perlu tahu apa saja yang bisa berpotensi menularkan virus corona saat berada di dalam pesawat, antara lain:
Berada di dalam satu pesawat dengan orang yang sedang tidak sehat atau menunjukkan gejala flu (seperti batuk atau bersin).
Menyentuh permukaan atau benda seperti meja makan, layar tv, dudukan tangan pada kursi, sabuk pengaman, kaca jendela, sandaran kursi, majalah atau panduan keselamatan.
Sulit menerapkan jarak aman karena tempat duduk yang rapat dan lorong yang sempit.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!