Namun masyarakat percaya bahwa list produk yang telah tersebar adalah dirilis resmi dari MUI sehingga mereka benar-benar tidak membeli produk tersebut dan mengakibatkan pendapatan warung menurun “Iya saya pernah lihat list produknya kan banyak yang posting di facebook, jadi banyak yang tidak tahu kalo itu hoax, dampaknya ke kami, kami jadi rugi, barang banyak menumpuk, pendapatan jadi menurun drastis, padahal kita harus bayar gaji karyawan juga, sewa lapak, dan pengeluaran lainnya, jadinya rugi kalo begini” Terang Sarni, salah satu pemilik kios sembako di Pasar Pagi Pagar Dewa.
Menindak lanjuti hal ini, dan keluhan pedagang atas menurunnya pendapatan imbas hoax tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut Pemerintah Indonesia tak akan melakukan aksi boikot apapun terhadap produk yang dianggap pro Israel sebagai buntut atas agresi yang dilakukan negara itu terhadap Palestina. "Soal daftar produk-produk yang diboikot, pemerintah tidak memboikot produk mana pun. Kalau ada pendapat masyarakat, silakan saja," ucap Zulhas saat Rapat Kerja Bersama Komisi VI DPR RI, Senin (27/11). Zulhas menjelaskan hingga saat ini pemerintah tak ikut melakukan boikot. Adapun soal gerakan boikot dari masyarakat, Zulhas menilai itu adalah hak warga.
Penjual berharap masyarakat dapat memillah dan memilih dan membagikan berita melalui sosial media, dan penjual juga berharap masyarakat lebih bijak dalam mengambil keputusan. Jangan sampai keputusan yang diambil justru lebih banyak merugikan kita sendiri dan lingkungan sekitar. Selain itu, Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, juga menyerukan kepada masyarakat Indonesia agar lebih baik mendonasikan bantuan kemanusiaan dan melakukan diplomasi internasional di PBB. NU menyarankan masyarakat agar tidak melakukan aksi boikot terhadap produk-produk sekutu Israel yang justru akan merugikan masyarakat Indonesia sendiri.
