Mohon tunggu...
fairus na
fairus na Mohon Tunggu... Mahasiswa - communication student @IPB

love to share my writing tasks here hehe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jampang Tengah

15 Maret 2023   21:11 Diperbarui: 16 Maret 2023   08:28 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumentasi pribadi penulis

SMA Negeri 1 Jampang Tengah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka untuk tahun ajaran 2022/2023. Sehingga sudah tidak ada lagi penjurusan, baik Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Bahasa. Kurikulum Merdeka merupakan wujud tindak lanjut pemerintah untuk menanggulangi Learning Loss sebagai dampak pandemi di dunia Pendidikan. Tujuannya adalah diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan Indonesia yang kurang stabil akibat pandemi. Konsep ini dibuat untuk memberikan kemerdekaan bagi guru dan anak yang selama ini kurang leluasa di dalam proses belajar dan mengajar. 

Jika dilihat ke belakang, Indonesia telah mengalami pergantian kurikulum pendidikan sebanyak sebelas kali. Mulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006, kurikulum 2013, dan kurikulum merdeka. Pergantian kurikulum tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Faktor utamanya yaitu diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Keunggulan dari Kurikulum Merdeka adalah lebih sederhana dan mendalam. Hal tersebut membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan tidak terburu-buru. Peserta didik juga diberi kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Keunggulan selanjutnya adalah program peminatan ditiadakan sehingga peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat. Sedangkan bagi guru mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.

Kepala Kurikulum SMA Negeri 1 Jampang Tengah, Rohman menjelaskan, dalam kurikulum Merdeka belajar ini siswa bebas memilih mata pelajaran. Mata pelajaran yang diambil bisa digabung antara mata pelajaran jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. Kendati demikian, siswa tetap harus mengambil mata pelajaran wajib. Mata Pelajaran tersebut diantaranya Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, dan Pendidikan Agama.

"Nanti ketika sudah kelas sebelas, siswa harus memilih mata pelajaran sesuai program studi kuliah yang diminati. Contoh siswa yang ingin kuliah di Prodi Ekowisata, maka mata pelajaran yang diambil adalah Biologi. Siswa yang minat dengan Fakultas Ekonomi, maka mengambil mata pelajaran Ekonomi." Papar Rohman, menjelaskan sistem pengambilan mata pelajaran dalam Kurikulum Merdeka.

Penerapan Kurikulum Merdeka ini menuai berbagai tanggapan dari peserta didik dan tenaga pendidik SMA Negeri 1 Jampang Tengah. Memang pada awalnya mereka cukup kebingungan karena merasa perubahan tersebut terlalu mendadak. Seiring berjalannya waktu, Kurikulum Merdeka mendapat feedback yang positif dan justru peserta didik merasa lebih senang. Hal tersebut dikarenakan Kurikulum Merdeka terdapat kegiatan pembuatan proyek yang memberikan kesempatan untuk dapat berkreasi dan berinovasi.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang siswa kelas X di SMA Negeri 1 Jampang Tengah. Ia mengatakan dalam Kurikulum Merdeka mengusung pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan kreativitas.

Hal serupa diungkap oleh Putri, siswa kelas X di SMA Negeri 1 Jampang Tengah. Menurutnya, melalui kurikulum ini peserta didik diarahkan agar memiliki kreativitas yang tinggi. Sehingga dapat memecahkan masalah atau mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. "Kalau dulu kita belajar disuapi terus sama guru. Sekarang, Ibu sama Bapak Guru cuma kasih point-nya. Nanti kita cari sendiri pakai media internet," ungkapnya.

Meskipun dalam penerapan Kurikulum Merdeka terdapat beberapa perubahan dari segi tahapan pembelajaran hingga evaluasi. Hal tersebut akan menguji seberapa jauh kemampuan guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Tenaga pendidik diberikan kebebasan untuk merancang proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing dan tentunya harus mencakup seluruh capaian kompetensi.

"Menurut saya kalau di ibaratkan, guru itu petani dan siswa benihnya. Artinya bagaimana kemampuan dalam merawat benih dengan baik, maka benih tersebut akan berkualitas. Sudah seharusnya sebagai guru lebih memahami muridnya. Maka dari itu pembelajaran yang berpusat pada siswa ini cocok untuk diterapkan," Tutur Rohman.

Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Jampang Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun