Mohon tunggu...
Riska Yuliana Putri
Riska Yuliana Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MAN 1 Kediri

kadi dipa amaḍaṅi bhumi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sejarah Semanggi sebagai Warisan Gastronomi Kota Surabaya

18 Desember 2024   08:16 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:14 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Semanggi atau pecel semanggi adalah makanan tradisional yang menjadi ikon dari Kota Surabaya. Makanan ini terbuat dari daun semanggi dan kecambah yang direbus kemudian dimakan dengan sambal atau bumbu semanggi. Bumbu tersebut terdiri dari campuran petis dan ketela yang dikukus kemudian ditumbuk bersama kacang, gula merah, gula putih dan garam (Akbar et al., 2014). Selain sambal, semanggi juga dilengkapi dengan kerupuk puli yang terbuat dari beras atau nasi sisa dan lauk, seperti tempe, yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Umumnya semanggi disajikan dengan alas daun pisang dengan cita rasa otentik yang berbeda dengan makanan sejenisnya. Karena kekhasannya sebagai makanan tradisional dari Kota Pahlawan, semanggi kemudian ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) pada tahun 2022. Penetapan tersebut menunjukkan bahwa semanggi tidak hanya menjadi makanan atau kudapan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat semata, melainkan juga membentuk identitas Kota Surabaya sekaligus berpotensi menambah kekayaan kuliner lokal.

Kepopuleran semanggi sebagai kekayaan kuliner Kota Surabaya berkaitan erat dengan sejarah panjang perkembangan makanan tersebut. Menurut Kurniawati (2019), semanggi mulai banyak dikenal oleh masyarakat Surabaya sejak era perjuangan mempertahankan kemerdekaan sementara eksistensinya diperkirakan sudah ada sejak era sebelumnya. Kurniawati juga memberikan klaim bahwa semanggi menjadi makanan yang disenangi oleh pejuang Surabaya ketika terjadi konflik dengan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) pada tahun 1945 (Kurniawati & Gunansyah, 2019). Makanan ini kemudian semakin populer dan karena ketenarannya, semanggi kemudian diubah menjadi sebuah lagu keroncong berjudul Semanggi Suroboyo oleh S. Padimin pada tahun 1950 an. Lirik lagu ini secara garis besar menceritakan bagaimana cita rasa khas semanggi sebagai makanan khas Surabaya yang tidak ditemukan di daerah lain serta bagaimana proses distribusi makanan ini yang dijajakan dari kampung ke kampung oleh penjualnya (Anwar, 2022).

Lirik Semanggi Suroboyo oleh S. Padimin

Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo

Dimakan enak sekali, sayur semanggi kerupuk puli

Bung ... beli ....

Harganya sangat murah, sayur Semanggi Suroboyo

Disukung serta dijual, masuk kampung, keluar kampung

Bung ... beli ...

Sedap benar bumbunya dan enak rasanya

Kangkung turi cukulan dicampurnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun