Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Rakyat jelata, berdoa dalam diam, gembira memikul semuanya ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seberapa Bernilai?

23 Maret 2011   08:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu hari seorang sahabat khalifah Harun Arrasyid mendatangi beliau untuk berbincang bincang.

Harun R Rasyid adalah seorang khalifah atau presiden kepala pemerintahan. Berbeda dengan zaman sekarang ini, untuk bertemu presiden tentu harus melewati protokol yang ketat dan bahkan mungkin menunggu berhari hari untuk mendapat kesempatan waktu luang presiden. Waktu itu sehabat2 Khalifah dapat dengan mudah bertemu dan sekedar berbincang2 di pendapa istana.

Alangkah santai jadi presiden jaman dulu jach? Tidak seperti saat ini yang sibuk konter kritik sana sini… zaman demokrasi memang semua orang berbicara banyak menurut selera masing2. bebas….bebas…
yang melarang, terlarang.

Katanya demokrasi, kok larang melarang…wkwkwkwkwk…

demokrasi, woi demokrasi…darimana kau berasal dan apa tujuanmu..? wkwkwkwkwk…

back to ‘ pendapa istana’

Dengan ditemani 2 gelas air putih mereka berbicara. Seperti biasa, pembicaraan mereka tentu berbobot karena mereka selalu menghindarkan dari pembicaraan yang sia sia

*Sungguh beruntung orang2 yang beriman.
*(ciri ciri) mereka adalah orang yang khusu’ dalam sholat
*mereka adalah orang yang menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak berguna
(qur’an surat  Almukminun 1-3)
*Mereka kekal di dalam surga Firdaus
(qs. Almukminun 10)

back to ‘ pendapa istana’

berteman dengan 2 gelas air putih mereka berbincang…
“Sahabat, berilah daku nasehat” harap Sultan Harun AR seraya mengulurkan tangan meraih air minum.
“Baiklah, sebelum baginda minum ijinkan saya bertanya…”
“Silahkan sahabat” Sultan menghentikan sejenak gerak tangan yang mengangkat segelas air ke mulutnya.
“Baginda, seandainya saya punya kekuasaan yang bisa mencegah anda minum seteguk air itu, imbalan apa yang akan anda berikan agar anda bisa minum ?”
“Akan aku berikan separuh dari kerajaan ini…” jawab Sultan setelah meminum seteguk air.
“Baginda, seandainya saya memiliki kekuasaan untuk mencegah (seteguk) air keluar dari tubuh anda, apakah imbalan yang akan anda berikan untuk mengganti kekuasaan itu?”
“Akan aku berikan separuh lagi dari kerajaan ini…” jawab Sultan.

Ups, saudara saudara…
separuh kerajaan yang cemerlang tidaklah lebih bernilai dari air minium yang mengobati kehausan, dan separuhnya lagi tidak lebih bernilai dari (maaf) air kencing yang bila tertahan akan menimbulkan penyakit berbahaya.Ups, benar2 ups …

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun