Sebuah langkah besar dan berani baru saja diambil Ryan Giggs, Ia memutuskan untuk meninggalkan Club yang telah dibelanya sejak 1987. Keputusan ini kabarnya disebabkan karena Ia tidak mendapatkan posisi yang diinginkannya pada era baru Manchester United dibawah Jose Mourinho.
Banyak spekulasi yang bermunculan di media, ada yang mengatakan Ia kecewa dengan penunjukan Mourinho, beberapa lain menyebutkan Ia hanya diberikan posisi sebagai penghubung antara tim junior senior, sementara Ia sendiri menginginkan dirinya sebagai Asistant manager, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya, melalui sebuah Press Confrence, Mourinho  memberikan statetment mengenai kepergian sang legenda.
Dalam Interviewnya, Jose menolak untuk disalahkan atas kepergian Ryan Giggs. Ia menilai keputusan Ryan Giggs meninggalkan United adalah sebuah keputusan yang berani dan jujur. Menurutnya, Giggs memilih pergi setelah kursi manager yang sejak awal diimpikannya dan dijanjikan diberikan kepadanya, justru diberikan kepada Mourinho, dan hal tersebut adalah pilihan managemen Man United sendiri.
Pada satu sisi, Jose Mourinho juga tidak bisa menjadikan Ryan Giggs sebagai assistant-nya. Dan ini alasan yang benar, pada setiap kesuksesan seorang pelatih, tentu ada kontribusi besar assistant pelatih. Selama bertahun-tahun, kemanapun Jose Pergi, Ia selalu membawa Rui Faria. Jose tentu lebih memilih orang yang selama ini menopangnya, dipercayanya selama bertahun-tahun, daripada membawa membawa orang yang baru dikenalnya.
Beberapa Pihak, termasuk Sir Alex Ferguson, berpendapat langkah Giggs untuk meninggalkan Man United sudah tepat. Untuk mencari pengalaman baru sebagai pelatih utama, Giggs memang sudah siap untuk hal tersebut, namun untuk melatih tim sebesar United diperlukan sesuatu yang lebih dari sekedar coba-coba. Ekspektasi terlalu berat bagi manager muda minim pengalaman seperti Ryan Giggs untuk mengembalikan United ke jalur yang benar setelah terseok-seok beberapa musim belakangan. Jika Giggs memang berambisi untuk melatih Man United, langkah terbaik baginya adalah menggali pengalaman dan mengasah kemampuan di club lain terlebih dahulu.
Giggs sudah 29 tahun lamanya bersama Man United, Ia sudah menjadi bagian penting dalam perjalanan United. 26 tahun sebagai pemain, 3 tahun sebagai asisstant pelatih. Pengalaman bermain dibawah asuhan Sir Alex Ferguson, juga sebagai asistant pelatih untuk David Moyes dan Manager kawakan sarat pengalaman Louis Van Gaal. CV Ryan Giggs sepertinya sudah cukup untuk mengarungi babak baru sebagai manager.
Walau bagaimanapun, Giggs tetaplah legenda Man United, kemanapun Ia pergi. Hingga waktunya tiba, Ia pasti akan datang sebagai manager untuk Club yang dicintainya, yang sudah membesarkan namanya, Manchester United.
Saya jadi teringat lagu berjudul Pergi Tuk Kembali, dari Ello; "Salamat tinggal kasih, sampai kita jumpa lagi. Aku pergi takkan lama. Hanya sekejap saja kuakan kembali lagi, asalkan engkau tetap menanti".
Saya membayangkan Giggs keluar dari Old Trafford sambil mendengarkan lagu tersebut. Ia tidak akan melangkah dengan kesedihan, tapi dengan kebanggaan. Sambil berucap dalam hati, "I'll be back Lads!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H