Ketidaktersediaanya lahan pertanian di daerah pesisir mengakibatkan masyarakat Dusun sendang biru Desa Tambakrejo sulit untuk memenuhi kebutuhan sayuran. Permasalaan utama disebabkan oleh kondisi fisik tanah yang mudah tererosi, berkapur dan memiliki kadar garam yang tinggi (Tanah Salin). Berdasarkan kondisi fisik tanah tersebut tidak memungkinkan untuk dijadikan lahan pertanian khususnya sayur-sayuran. Menurut keterangan salah satu warga Dusun Sendang Biru mengatakan bahwa didaerah tersebut pernah ditanami sayur sayuran seperti cabai. Namun,  pertumbuhannya tidak optimal bahkan mati. Selama ini pemenuhan kebutuhan sayur masyarakat Dusun Sendang Biru hanya bergantung pada pedagang keliling dari luar Desa, karena akses masuk ke Dusun Sendang Biru Jauh dan Sedikit Sulit  menjadikan harga jual menjadi 2 kali lebih mahal.
Tanpa disadari masyarakat, sebenarnya didaerah tersebut terdapat potensi alam yang besar yang dapat dijadikan media berbudidaya sayuran, Potensi tersebut adalah air laut. Karena adanya permasalahan tersebut 5 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Lantip titik Sarici (THP 2014), Diki Darmawan (TEP 2013), Rizky Adha Lubis (TEP 2014), Laela Firtiani (TEP 2015) dan Adamsyah Harika (TEP2015) tergerak untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk memanfaatkan air laut untuk di destilasi sehingga menjadi air tawar, air hasil destilasi iniilah yang digunakan sebagai media budidaya secara hidroponik.Â
Rizky Adha Lubis Memaparkan "Alat destilasi ini dibuat dengan bahan yang sangat sederhana yaitu berupa kaca yang dibentuk seperti trapesium, sehingga mudah diaplikasikan ke masyarakat".Â
Proses destilasi tersebut yaitu pertama air laut dimasukkan kedalam ruang destilasi kemudian dengan memanfaatkan panas matahari, air laut yang berada diruang destilasi akan menguap sehingga membentuk titik-titik embun. Titik-titik embun tersebut akan dialiran ke lubang penampungan air tawar (air hasil ditilasi).Â
Apabila panas matahari maksimal air destilasi dapat mencapai 600 ml per hari dan sampai saat ini hasil destilasi tersebut mencapai 25 liter sampai 30 liter air tawar. Air hasil destilasi  tersebut dapat dimanfaatkan untuk media budidaya hidroponik. Sementara ini masyrakat dusun Sendang biru sudah melakukan budidaya tanaman sawi, kangkung dan bayam yang mencapai 50 bibit tanaman.
Laela Fitriani juga memaparkan "dengan adanya sistem pertanian hidroponik didaerah pesisir di dusun sendang biru dapat menjadi daerah percontohan dipesisir lain di Seluruh Indonesia".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H