Mohon tunggu...
Aris Hidayatulloh
Aris Hidayatulloh Mohon Tunggu... -

hidup ini adalah kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kenal, Bertemu, dan Akhirnya Berpisah Part II

13 Maret 2012   17:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:06 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segera Bertemu

Selang beberapa hari, kujalani hari-hariku seperti biasanya. Karena hari itu adalah hari libur kuliah, aku mecoba merefresh otakku yang telah diperas olehujian akhir semester (UAS). Aku buka HP ku karena bunyi yang keras mengganggu telingaku. Satu pesan masuk dari sebuah nomor yang tak ku kenal. “kak....”!! hanya tulisan itu yang muncul di HP ku. Dalam benakku bertanya, ini nomornya siapa??. Tanpa panjang lebar kukirim sebuah pesan balasan. Aku tanya “ini siapa?” setelah beberapa menit, handphone butuku berbunyi keras. Balasan darinya dengan senyum “aku kak.... Sita”. Dalam hatiku, akau tersenyum melihat jawaban itu. Nomor aku simpan dan aku lanjutkan kirim-kirim pesan. Seringnya aku kirim pesan dan mengobrol di telepon membuatuku begitu bahagia. Aku mulai menemukan sosok teman baru yang akau dapat dari jejaring sosial.

Setiap detik, menit dan jam kulalui dengan telepon dan sms an sama dia. Dalam benakku muncul sebuah angan-angan untuk bertemu dengan sosok dia yang membuatku penasaran. Karena di jejaring sosial kami berdua tidak menggunakan foto profil asli. Hingga pada suatu hari, ada sebuah momen yang tepat untuk bertemu dengannya. Bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun pondoknya. Aku memberanikan diri untuk mengajaknya bertemu. Aku tahu, aku tidak akan berani untuk menemuinya. Kita janjian untuk bertemu besok malam di acara itu. Aku tidak sabar untuk menjalani hari esok aku langsung percepat tidur malamku agar pagi cepat datang.

Awal juni, sebuah mmomen ulang tahun pondoknya. Aku pagi ini harus berangkat ke jombang. Namun aku harus tunda niatku untuk pergi ke jombang. Kedua orang tuaku tengah sibuk menjenguk orang sakit di jombang pula. Aku menunggu lama kedua orang tuaku pulang. Akhirnya jam 20.30 WIB orang tuaku tiba di rumah. Betapa senangnya, akhirnya dengan basmallah aku pergi ke jombang sendirian. Kedua orang tuaku hanya berpesan “hati-hati jangan lupa bersholawat ya nak”. Udara dingin menusuk badan namun itu tak mempengaruhi tekadku untuk pergi ke jombang.

Setelah 45 menit perjalanan, aku sampai di kota santri jombang. Kota ini lah yang telah memberiku pengalaman selama 6 tahun. Banyak sekali pengalaman-pengalaman di sana. Dengan rasa dingin yang ku rasakan aku menuju sebuah rumah kawan karib ku. Syaifudin itulah namanya. Nama yang sangat aku kenal selama ini. Kedatanganku membuatnya kaget dan bertanya “ ada apa kau kemari malam-malam?? Tanyanya padaku. Sambil tersenyum aku menjawab “aku lihat peringatan haflah sekalian bertemu dengan seseorang”. Dia hanya tertawa mendengar jawabanku tadi. Perasaan aku ini tidak lucu-lucu amat jwabku. Huft!

Akhirnya temenku Syaifudin bersedia untuk menemaniku menemui Dia. Dengan hati yang bangga sekaligus malu aku memberanikan diri untuk menemuinya. Aku tarik tuas gas sepeda motorku.hal yang unuik terjadi pada saat itu. Aku ma syaifudin tidak berani masuk untuk melihat acara tersebut. Terpakasa aku duduk di luar sambil melihat acara tersebut yang ada pada layar besarLCD proyektor. Aku mengirim sebuah pesan untuk dia yang berisi pemberitahuan bahwa aku telah ada di jombang sekarang. Dia hanya menjawab yang intinya aku harus menunggu di keluar dari acara tersebut.

Selang aku menunggu, tiba-tiba muncul perasaan aneh dalam diriku. Aku mulai takut untuk bertemu dia. Aku benar-benar malu untuk bertemu dengan dia. Aku kirim sebuah pesan untuk memberitahunya bahwa aku mengurungkan niatku untuk bertemu dengan dia.Aku benar-benar mengurungkan niatku untuk bertemu dengan dia.

Aku khawatir kalu dia tidak percaya kalau saya benar-benar ke jombang. di sebuah pengisian bahan bakar minyak, Dua permen aku taruh di sebuah plakat tambal ban. Agar nantinya bisa diambil oleh dia. Karena aku tahu bahwa dia akan lewai itu. Dua buah permen yang dibungkusnay tertera tulisan “ Have Fun” dan satunya lagi “don’t Say No”. Aku memberitahu dia untuk mengambil itu. Aku ingin membuktikan bahwa aku benar-benar di sana pada waktu itu. Dengan perasan yang senang aku meninggalkan tempat itu dan beranjak pulang ke rumah syaifudin sahabat karibku. Keesokan paginya aku pulang dengan wajah yang bergembia walaupun segala rencanaku tadi malam tidak sukses alias tidak berhasil. Hah hari yang begitu berarti.



Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun