Mohon tunggu...
Hidayatullah
Hidayatullah Mohon Tunggu... Pengacara - Hidayatullahreform

Praktisi Hukum/Alumni Fakultas Hukum UHO

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Sukses Itu Sebuah Proses

10 Februari 2021   16:18 Diperbarui: 10 Februari 2021   16:20 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Perjalanan Mencari Kesuksesan Usaha
Saya lahir dari keluarga yang biasa saja dari segi ekonomi terbilang sederhana, tetapi kami bersaudara lumayan banyak. Anggap saja satu kesebelasan bola. 

Seringkali desakan ekonomi dalam soal biaya sekolah membuat ayah saya kadang pasrah. Sampai bertumbuh menjadi pemuda tetap melanjutkan kuliah dirantau. Modalnya cuma nekat merantau ke kota Jakarta. Dengan hanya berbekal ijazah dan uang seadanya saya berangkat menuju kota metropolitan itu. Tiga hari tiga malam berada di kapal laut KM Rinjani dan sesampainya di Jakarta saya pun tinggal di kontrakan kecil di Jakarta selatan.

Ternyata untuk meraih kesuksesan di Jakarta tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Untuk hidup sehari-hari harus bekerja sebagai buruh apa saja. Setiap ada gedung yang dibangun baru saya menawarkan diri bekerja sebagai buruh kasar. Setelah 3 bulan lebih bekerja di pabrik es terakhir saya memutuskan keluar dan memilih konsentrasi kuliah waktu itu lulus di fakultas pertanian disalah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.

Ternyata kuliah harus juga mengeluarkan uang untuk beli buku diktat, bahkan silabus mata pelajaran pertanian sungguh tebal dan menguras keuangan untuk biaya foto kopi. Belum tugas laiinya dari dosen maupun asisten dosen. Pokoknya dizaman itu keperluan fotokopi tugas kuliah dan rental mesin ketik untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah merupakan tugas rutin mahasiswa tingkat dasar. Apalagi pada saat itu komputer terbilang langka. Melihat bentuknya saja tidak pernah.

Tetapi justru saya mendapatkan peluang kerja dari rutinitas kuliah tersebut. Bekerja disalah satu toko percetakan dan fotokopi dekat kampus tempat saya kuliah. Walau hanya mendapatkan gaji sekitar 100.000/ bulan. Dari gaji yang kecil tersebut tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kuliah di Jakarta. Hal itulah yang membuat Saya berfikir mencari peluang usaha yang bisa di jadikan minimal sampingan.

Setelah berfikir keras tentang usaha sampingan, akhirnya saya menyadari bahwa saya memiliki keahlian dalam bidang desain. sablon dan percetakan. Dari situ muncul ide untuk menjalankan usaha percetatakan dan desain. Setelah melakukan survei pasar termaksud ke Bandung karena disana banyak home industri yang memproduksi kaos oblong dan T-Shirt, saya menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki pangsa pasar yang besar. Saat itu jaman dimana banyak anak muda yang gemar mengoleksi kaos dan pakaian, hal inilah yang membuat saya yakin untuk menekuni usaha sablon dan percetakan. Dari sinilah tantangan itu dimulai.

Kisah Sukses Merintis Usaha
Dengan modal 1 juta yang di kumpulkan dari menyisihkan gajinya di toko percetakan serta menjual jasa mengetik skripsi atau tugas. Selama setahun saya baru memulai usaha sablon dan percetakan. Walau saya tidak mempunyai pengalaman dalam bidang sablon, akhirnya saya memutuskan untuk belajar otodidak. Setelah bisa saya membeli kaos polos dalam tiga jenis warna (putih, hitam dan merah) dalam jumlah besar, lalu menyablon kaos dengan desain yang telah dibuat lalu memberikan label dengan merek sendiri.

Kaos hasil kreasi saya itu tersebut dipasarkan kepada teman-teman saya sendiri melalui pamflet cetakan stensill dan selembaran brosur hitam-putih karena hasil fotokopian. Setelah beberapa lama menjalankan bisnis ini ternyata mengalami kerugian besar karena banyak mahasiswa dan pelajar yang memesan pakaian dengan cara cicilan atau ngutang tidak ditepati. Belum lagi alat sablon saya  rusak oleh mesin cetak sederhana terendam banjir Jakarta kala itu. Belum lagi masih banyak baju yang disablon bertumpuk karena kurang laku dipasaran karena kalah bersaing dengan kompetitor.

Kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya, selama belum menyerah jalan untuk sukses pasti selalu ada, itulah yang saya yakini. Belajar dari kegagalan masa itu. Saya mulai membuat inovasi pada desain kaos yang dijual. Dengan desain yang minimalis, simpel dan mengikuti trend masa kini. Saya memulai usahanya lagi untuk memasarkan kaos buatan saya. Kali ini harus menambah karyawan minimal satu orang yang membantu distribusi pesanan yang laku.

Kesuksesan Itu Akhirnya Datang Juga
Setelah berjuang, pontang panting sendirian untuk membangun bisnisnya akhirnya usahanya mulai membuahkan hasil. Pada tahun 2001 produksi kaosnya mulai dikenal oleh masyarakat luas. Pemesanan kaos dalam jumlah besarpun mulai berdatangan.
Dengan margin keuntungan Rp 50.000 sampai Rp 60.000 dari penjualan kaos saya bisa meraup keuntungan sampai 6 jutaan perbulan. Seiring dengan kemajuan usahanya kini saya bisa mendapatkan omzet sampai 76 juta rupiah tiap bulan. Dan tanpa saya sadari secara tidak langsung sudah ikut menciptakan lapangan pekerjaaan untuk 40 karyawanya yang tinggal di sekitar tempat usaha saya.

Rahasia Sukses Binis
Dari kisah tadi kita bisa mengambil pelajaran tentang rahasia sukses berbisnis diusia muda. Kesuksesan yang sayandiraih karena saya melakukan hal-hal ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun