"Catatan singkat seorang kader"*)
Lepas ba'da Jumat sembari menuju rumah, teringat hari ini tepatnya 5 Februari 2021. Ternyata sudah 74 Tahun silam organ ini lahir dicetuskan oleh Lafran Pane dkk yang mengukuhkan kami sebagai kader bangsa dan umat. Saya merenung sambil melangkahkan kaki dengan sedikit bergegas agar sesampai dirumah harus menulis sesuatu tentang HMI. Iya tentang HMI..:
Di saat saya mau menulis tentang HMI, tiba-tiba saja serasa blank (kosong). Harus memulai dari mana, untuk apa, dan kupersembahkan kepada siapa ? Ingin tidak melanjutkan, tetapi serasa saya tidak memberi apapun terhadap HMI selama ini. Masa hanya menulis saja tidak dapat saya lakukan ? Saya membatin, sungguh saya tak pandai berbalas budi.
Seketika saya beranjak dari kursi, teringat ada kopiah yang telah lusuh dengan motif hijau-hitam dengan bis putih dibagian kiri yang sudah ke kuningan. Sebenarnya kopiah itu dulu punya pasangan gordon, tetapi telah saya wariskan kepada adik-adik berikutnya. Kopiah itu saya semat kan diruang kerja saya dilantai atas. Kopiah hadiah (pertukaran cenderamata) dari rekan sesama alumni LK II Menado 1997 silam.
Memandang kopiah itu, sambil menancapkan ibu jari yang ter tatih-tatih merangkai kata dan narasi di hp android tua saya, kutuliskan tentang HMI dalam kenangan kopiah itu.
Saya memulai dari ingatan akan pesan bijak, entah siapa yang mengungkapkannya. Tapi dari sini untaian kata itu memulai rangkaian legenda ber-HMI. Pesan bijak itu mengingatkan bahwa "Masa lalu berbicara kepada kita dalam ribuan suara, peringatan dan penghiburan, menjiwai dan menggerakkan untuk bertindak."
Mungkin dari ribuan suara HMI masa lalu, sebagai kader kami terlalu besar melihat HMI dalam napak tilas perjalanan bangsa ini. Sehingga yang tampak dari HMI adalah bayangan masa lalu (legenda sejarah). Sebagai legends yang punya peran dalam mengokohkan kemerdekaan, perjuangan memanggul senjata melawan penjajah, menjadi korban politik pada rezim Orde Baru, serta elan vital penggerak reformasi bangsa 1998. Sampai kepada masa saat ini, HMI dalam puncak kejayaannya dan kemapanan nya.
Tentu ada "Khittah Perjuangan" sebagai pengingat atau dokumen suci yang menggelora kan semangat ideologi HMI. Tidak hanya dipegang dan dibaca pada saat pengkaderan dibasic training (LK I) atau intermediate training (LK II) dan seterusnya.
Apa khittah perjuangan itu? adalah konsepsi HMI atas tafsir asas Islam nya. Menjadi tujuan mulia dengan terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan "Ulil Albab" yang turut ikut bertanggung jawab secara kolektif akan tercapainya tatanan masyarakat yang adil, makmur, dan dalam ridho Allah SWT.
Memang ada juga kader tapi sebagian kecil  yang memanfaatkan HMI untuk tujuan kecil, sedang, maupun besar. Tapi di masa lalu ada juga yang memanfaatkannya untuk tujuan kecil seperti ingin menjadi ketua panitia Ospek penerimaan mahasiswa di tahun ajaran baru. Tapi itu hanya sedikit sekali.
Juga tidak sedikit ada dari kami bangga sebagi anggota HMI yang setelah Bastra (basic training) yang sebagai tempat singgah sebentar dan kemudian sebulan masih aktif di komisariat, lalu sekali-kali datang dan pergi tanpa melanjutkan pengaderan selanjutnya.