Dalam rangka UNNES GIAT 5, Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, melakukan sosialisasi pembuatan kain Ecoprint di DPRD Kota Salatiga. Banyak warganya, terutama di Kelurahan Tingkir Lor yang memiliki rumah konveksi sendiri dengan produk yang rata-rata merupakan pakaian rumahan seperti daster, piyama, sprei, dan sejenisnya. Dengan latar belakang tersebut, Mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang memberikan sebuah pelatihan pembuatan Ecoprint yang nantinya dapat bermanfaat bagi UMKM yang ada di Kota Salatiga sehingga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar.
Indonesia merupakan negara tropika yang memiliki kawasan hutan yang cukup luas sehingga banyak sumber daya alam dari hutan yang dapat dimanfaatkan tanpa merusak alam itu sendiri. Namun, banyak juga masyarakat yang tidak memanfaatkan dan mengolah hasil hutan dengan bijaksana. Di Indonesia, sudah banyak kegiatan pembuatan ecoprint yang dilakukan oleh pembuat ecoprint, namun masyarakat umum masih banyak yang belum mengenalnya, tidak seperti kerajinan batik. Ecoprint merupakan sebuah produk ramah lingkungan yang memanfaatkan tanaman sekitar dengan mengaplikasi teknik ecoprinting pada produknya. Ecoprinting merupakan teknik di mana bagian-bagian dari tanaman, baik bunga dan daun yang meninggalkan bentuk, warna, dan tanda pada kain.
Metode ecoprint yaitu teknik cetak kain menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan. Salah satu alasan penggunaan teknik ecoprint adalah zat warna yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami seperti kayu secang, mahoni, kunyit, jolawe, dan lainnya. Ditambah dedaunan yang bisa menghasilkan jejak motif daun yang indah pada proses ecoprint.
Teknik yang digunakan oleh Mahasiswa UNNES pada demonstrasi Ecoprint ini adalah teknik steaming, yaitu teknik membuat kain ecoprinting dengan cara dikukus. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat kain ecoprint di antaranya yaitu kain dengan variasi jenis seperti kain blacu dan kain prissima, daun-daunan/ bunga yang memiliki zat warna yang baik sebagai pewarna sekaligus motif kain, ada air cuka, palu, campuran air tawas, tali, ember atau bak, cairan tro, soda kue dan yang terakhir ada air besih untuk membilas.
Pada proses sosialisasi pembuatan Ecoprint dilakukan di Gedung DPRD Kota Salatiga . Acara ini dihadiri oleh anggota Dharma Wanita Persatuan Kota Salatiga. Sosialisasi tersebut dilakukan oleh Hidayatul Hasanah, Mahasiswa Jurusan PKK Universitas Negeri Semarang yang sedang menempuh KKN UNNES GIAT 5 di Kelurahan Tingkir Lor.Â
Para ibu Dharma Wanita sangat antusias dengan sosialisasi Batik Ecoprint ini. Beberapa di antara mereka sudah mengenal Batik Ecoprint, sehingga muncul banyak pertanyaan yang ditanyakan kepada pemateri. Setelah terjadi banyak tanya jawab, banyak Ibu Dharma Wanita yang tertarik dengan sosialisasi ini dan dengan Batik Ecoprint. Setelah acara selesai, beberapa di antara mereka membeli produk Batik Ecoporint kami. Dengan demikian, acara ini berlangsung dengan sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat terutama UMKM di Kota Salatiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H