Kenduren adalah sebuah kegiatan yang dilakukan bersama sebagian masyarakat Jawa dengan menyajikan berbagai makanan yang kemudian dimakan bersama ataupun dibagikan secara merata.Â
Kenduren disebut juga Ambengan.
Kegiatan ini memiliki berbagai tujuan sesuai momen atau waktu pelaksanaan. Â Awalnya kegiatan kenduren merupakan tradisi masyarakat Jawa untuk menyambut panen raya hasil bumi berupa padi. Â Kemudian tradisi ini tetap dipertahankan sebagian ustadz desa untuk kegiatan religi menyambut hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Â Seiring perkembangan zaman kenduren dilakukan untuk menyambut berbagai momen penting di masyarakat. Â Â
Seiring dengan perkembangan zaman Jenis-jenis kenduren ada berbagai macam berdasarkan waktu pelaksanaan:Â
1. Kenduren Syawalan  : Kenduren ini dilaksanakan untuk menyambut hari raya Idul Fitri
Kenduren syawalan diadakan setelah sholat maghrib pada malam hari raya idul Fitri.  Kenduren ini  dilakukan  sebagian masyarakat Islam Jawa dengan tujuan  menyambut Hari raya Idul Fitri, sebagai ungkapan rasa syukur telah melaksanakan ibadah puasa selama bulan ramadhan.  Makanan yang disajikan pada kenduren syawalan yakni Nasi, lauk pauk berupa ikan Bandeng, buah-buahan.  Kenduren ini dilaksanakan khusus para laki-laki dan anak laki-laki di masjid.  Acara membaca tahlil dan do'a bersama, kemudian makan bersama.
2. Kenduren Idul Adha : Kenduren ini dilaksanakan untuk menyambut Hari raya Idul Adha
Kenduren syawalan diadakan setelah sholat maghrib pada malam hari raya Idul Adha.  Kenduren ini  dilakukan  sebagian masyarakat Islam Jawa dengan tujuan  menyambut Hari raya Idul Adha, sebagai ungkapan rasa syukur akan melaksanakan ibadah qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah.  Makanan yang disajikan pada kenduren syawalan yakni Nasi, lauk pauk, buah-buahan.  Kenduren ini dilaksanakan khusus para laki-laki dan anak laki-laki di masjid.  Acara membaca tahlil dan do'a bersama, kemudian makan bersama.
3. Kenduren Tujuhbelasan : Kenduren ini dilaksanakan untuk menyambut kemerdekaan Republik Indonesia
Kenduren Idul Adha dilaksanakan pada malam 17 Agustus oleh seluruh warga desa mulai anak-anak, remaja sampai dewasa. Â dilaksanakan di depan jalan kampung. Kenduren ini bertujuan untuk kirim do'a kepada para pahlawan dan nenek moyang yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sebagai ungkapan syukur atas kemerdekaan Indonesia. Â Makanan bebas bisa berupa nasi,lauk pauk, buah-buahan, jajanan, minuman dan lain sebagainya. Â Acara do'a bersama serta makan bersama
4. Kenduren "Methil " :Kenduren ini dilaksanakan menjelang panen padiÂ
Kenduren "Methil" dilaksanakan pada saat tanaman padi sudah mulai keluar bulir padi . Â Kenduren ini dilaksanakan oleh warga desa yang memiliki sawah menjelang panen raya. Â Kenduren ini bertujuan untuk berdo'a bersama kepada Tuhan YME agar hasil panen padi musim tersebut berhasil, bebas penyakit dan hasil padi sangat memuaskan. Â Makanan yang disajikan berupa nasi,lauk pauk, buah-buahan, jajanan, minuman dan lain sebagainya. Â Acara do'a bersama serta makan bersama an dibagikan merata.
5. Kenduren Tolak Bala : kenduren ini dilaksanakan setelah terbebas dari musibah berupa kecelakaan ataupun seteleh sembuh dari sakit.
kenduren ini dilaksanakan secara individu karena telah melampaui musibah yakni setelah selamat darikecelakaan atau setelah sembuh dari sakit. Â Warga yang melaksanakan kenduren ini mengundang para laki-laki dewasa kerumah untuk do'a dan makan bersama. Â Kenduren ini bertujuan untuk berdo'a agar musibah tidak terulang kembali, sebagai ungkapan syukur telah sembuh dari sakit dan selamat dari musibah yang menimpa. Â Makanan yang disajikan bebas tergantung individu /warga yang mengundang.
Kenduren telah menjadi tradisi religi disebagian kalangan masyarakat jawa beragama Islam yang dilaksanakan secara konsisten dipercayai masayarakat sebagai tradisi yang mendatangkan kemanfaatan bagi masyarakat. Â
Dari segi religi, kenduren dapat meningkatkan kerukunan kehidupan beragama masyarakat
Dari segi sosial,  kenduren menjadi tradisi yang mendatangkan berbagai manfaat diantaranya menjalin kerukunan masyarakat yang kemudian secara umum akan  memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H