Tradisi siraman gong kyai pradah di kecamatan sutojayan kabupaten blitar tepatnya di alun-alun lodoyo merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Maulud Nabi Muhammad SAW pada 12 rabiul awal dan 1 syawal.
Siraman gong kyai pradah ini rutin dilaksanakan secara turun temurun hingga saat ini oleh Masyarakat disekitar lodoyo. Tujuan dari dilaksanakan tradisi ini adalah selain untuk melestarikan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun, tradisi ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu aset wisata yang dapat dijadikan sebagai daya Tarik kabupaten blitar khususnya bagi wisatawan mancanegara.
Mengingat Sejarah dari gong kyai pradah yang saat itu dititipkan kepada nyi partosoeto untuk selalu disiram pada setiap tanggal 12 rabiul awal dan 1 syawal menggunakan air kembang setaman dan diborehi, menjadikan hal tersebut sebuah tradisi turun temurun. apabila tidak dilaksanakan, Masyarakat lodoyo mempercayai bahwa akan berdampak pada Masyarakat sekitar.
Uniknya, Masyarakat percayai bahwa air siraman dari gong kyai pradah tersebut dapat membawa keberkahan dan dipercaya dapat membuat awet muda. Tidak hanya Masyarakat lodoyo yang berantusias dalam siraman tersebut, Masyarakat dari luar lodoyo juga ikut meramaikan siraman gong kyai pradah hingga memadati alun-alun lodoyo.
Setelah prosesi siraman dilakukan, air dari siraman tersebut dimasukan kedalam tanki truk berisi air dan disemprotkan kepada Masyarakat yang telah menunggu dengan harapan air tersebut dapat membawa keberkahan bagi dirinya. Oleh sebab itu, setiap tradisi siraman gong kyai pradah ini digelar Masyarakat sangat antusias untuk menghadiri. Hal tersebut dibuktikan dengan kehadiran Masyarakat luar lodoyo yang mengikuti acara dari pagi hingga selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H