Mohon tunggu...
hidayatul anabella
hidayatul anabella Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Kenduri untuk Memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW

4 Oktober 2023   20:44 Diperbarui: 4 Oktober 2023   20:57 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12 Rabiul awal dalam kalender hijriah Indonesia diperingati sebagai hari lahirnya nabi Muhammad SAW. Berbagai tradisi dilakukan untuk merayakan peringatan maulid Nabi, salah satunya di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang melakukan tradisi maulid Nabi pada kamis (28/9/2023)

Peringatan maulid nabi di desa Jedong dirayakan dengan tradisi kenduri. Namun, pada kenduri maulid nabi makanan yang disajikan harus menggunakan alas cobek yang berasal dr tanah liat. Menurut warga, hal tersebut untuk menggambarkan kesederhanaan yang mana pada zaman dahulu belum ada piring kaca. Sehingga untuk mempertahankan kesederhaan tersebut, para warga memakai alas cobek dari tanah liat.  

Sajian untuk kenduri tidak hanya nasi dan lauk, dalam kenduri Maulid Nabi juga disertakan buah-buahan . Namun, setiap warga bebas untuk menentukan apa saja lauk dan buah-buahan yang akan mereka sajikan. Hal tersebut tidak memiliki ketentuan. Tradisi kenduri diikuti serentak oleh penduduk desa Jedong dengan cara dari satu rumah ke rumah yang lain. Anggota kenduri ditentukan sesuai dengan deret rumah. Jadi, apabila satu deret rumahnya beranggotakan 5 orang. Maka kenduri dilakukan pada 5 rumah secara bergantian.

Disaat kenduri dilaksanakan, salah satu memimpin doa menggunakan ujub-ujub yang digunakan untuk memanjatkan doa. Ujub-ujub sendiri merupakan mantra atau doa jawa yang digunakan untuk berdoa sesuai dengan hajat yang sedang dilaksanakan. Ujub-ujub yang terdapat diperingatan Maulid Nabi berbeda dengan ujub-ujub pada acara lainnya. Hal tersebut karena perbedaan doa dan ucapan rasa Syukur yang berlimpah atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Peringatan Maulid Nabi tidak berhenti sampai disitu. selesai mengikuti acara kenduri disetiap rumah, para warga melakukan tradisi memecahkan cobek didepan rumah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun