Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kilauan Cahaya dari Makkah Al-Mukarromah hingga Pulau Seribu Masjid (Lombok, NTB, Indonesia)

31 Juli 2021   06:44 Diperbarui: 31 Juli 2021   08:10 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kilauan Cahaya dari Makkah Al-Mukarromah hingga Pulau Seribu Masjid (Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia)

Oleh : Tatang Hidayat (Pegiat Student Rihlah Indonesia)

Sabtu (29/6/2019) siang baru saja saya selesai mempresentasikan hasil riset perjuangan Asy Syahid KH. Zainal Musthafa, seorang tokoh pahlawan Nasional dari Tasikmalaya dalam Seminar Internasional Ulumuna ke 4 yang diselenggarakan UIN Mataram Lombok Nusa Tenggara Barat.

Sore itu menjelang senja, saya diajak oleh seorang dosen UIN Mataram menyusuri sudut sudut kota Maratam, diajaknya saya ke Museum Nusa Tenggara Barat, namun saat itu sayangnya sudah tutup. Dari sana, saya diajak ke kampus Nadhlatul Wathan, Kampus Nahdlatul Ulama, Universitas Mataram dan tentunya kampus UIN Mataram tempat dosen itu mengajar.

Saat sedang menyusuri sudut-sudut Kota Mataram Lombok, tidak terasa waktu sebentar lagi menuju Maghrib, dan ada pesan masuk via whatsapp, setelah saya buka ternyata teman dari penginapan menghubungi bahwa hari itu panitia mengajak para presenter untuk pergi ke pantai senggigi, salah satu pantai di Lombok untuk menyaksikan keindahan ciptaan sang Pencipta.

Diajaknya saya beserta rombongan ke pantai tersebut, dan benar saja tepat ketika saya sampai, pemandangan elok nan indah sedang dipertontonkan dihadapanku, nampak senja sore itu dengan suasana sunyi di hari Jum'at begitu indah mempesona, seindahnya perasaan saya hari ini diberikan kesempatan yang mulia dan berharga menelusuri jejak-jejak cahaya di pulau seribu masjid.

Saat lembayung segera hilang di ufuk barat sana, tak terasa adzan Maghrib mulai bersahutan meramaikan langit pulau seribu masjid kala itu, semakin menambah kesyahduan suasana surga tersembunyi di pulau ini.  Rombongan pun segera menuju tempat selanjutnya yakni untuk melaksanakan shalat maghrib dan dilanjutkan shalat Isya sembari menikmati berbagai masakan khas dari Lombok.

Malam itu merupakan malam terakhir saya di pulau seribu masjid, kami isi kegiatan malam itu berdiskusi dengan beberapa peneliti lainnya sambil menikmati makanan-makanan khas Lombok lengkap dengan plecingnya untuk mengukir kesan yang indah malam ini. Karena keasyikan diskusi, tak terasa kami lupa bahwa malam semakin larut, kami pun segera diantar pulang ke penginapan untuk beristirahat dan menyiapkan energi untuk besok hari kembali menyusuri dan mentafakuri keindahan Sang Pencipta di pulu seribu masjid.

Adzan saat Fajar Ahad (30/6/2019) kembali bersahutan menggemakan langit pulau seribu masjid, segera saya menuju masjid untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim. Shubuh itu merupakan shubuh terakhir saya di pulau seribu masjid, karena nanti maghrib saya harus segera berangkat ke pelabuhan Lembar.

Pagi itu kami para presenter menikmati sarapan di hotel dengan menu yang sangat istimewa, kembali disajikan berbagai makanan khas Lombok yang memanjakan lidah kami. Tak berlama lama lagi karena matahari mulai naik dan semakin menampakkan sinarnya, kami segera berangkat untuk menyusuri tempat-tempat indah bagaikan surge tersembunyi yang ada di pulau seribu masjid. Kami diajak menuju sebuah bukit untuk melihat salah satu pantai yang sangat indah, nampak suasana hening dan nyaman di atas bukit itu, saya hirup udaranya dalam-dalam, saya hayati suasananya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun