Saya diantarkan panitia sampai simpang lima, dari sana saya harus naik mobil lagi untuk bisa menuju pelabuhan. Senja kala itu sungguh sangat berat saya lalui, karena senja itu saya harus berpisah dengan orang-orang hebat dan entah kapan saya bisa satu forum dengan mereka. Akhirnya mobil yang akan mengantarkanku ke pelabuhan segera tiba, tidak menunggu lama akhirnya saya bersalaman dan berangkulan untuk mengobati perpisahan senja itu. Saya segera menaiki mobil yang akan mengantarkanku ke pelabuhan, tidak terasa setelah mobil melaju dan saya menoleh ke belakang, kawan kawan ku yang menemani perjalanan sudah hilang di pandangan mata.
Sebelum Maghrib tiba, saya sampai di Pelabuhan Lombok, 3 hari di pulau seribu masjid seolah terasa sangat singkat, tak terasa 3 hari yang lalu baru saja aku sampai di pelabuhan ini, sekarang tak terasa maghrib itu aku harus segera meninggalkan pelabuhan ini. Setelah menunggu bongkaran kapal yang sudah dari dari Bali, saya segera menaiki kapal tersebut, suasana kapal tersebut sangat beda saat aku menaiki kapal dari Surabaya ke Lombok. Suasana kapal menuju Bali tidak terlalu padat, hingga saya bisa duduk di salah satu tempat duduk. Di sisi lain, kebanyakan penumpangnya adalah para turis dari luar negeri.
Setelah selesai bongkaran, kapal tersebut segera meninggalkan pelabuhan Lombok, tak terasa senja sore itu mulai hilang dan berganti dengan suasana malam. Saya lihat jam di hp sudah masuk menunjukkan waktu adzan Maghrib, saya segera berangkat ke mushola kapal dan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya jamak takdim secara qashar. Setelah selesai shalat dan memanjatkan do'a do'a terbaik, karena bagiku saat safar merupakan saat-saat waktu ijabahnya do'a maka sangat rugi diriku jika tidak memanjatkan do'a do'a terbaik.
Sepanjang perjalanan menuju Bali malam itu, dengan suasana badan mulai lelah karena sisa-sisa tenaga, saya masih ingat ternyata sebelum naik kapal saya sempat membeli 2 nasi kucing, meskipun tidak banyak tetapi cukup untuk menegakkan punggungku dan memberikan energi kepada tubuh ini yang sudah lelah.
Saya menyantap makanan 2 nasi kucing yang ditemani berdiskusi dengan 2 penumpang disampingku, seorang bapak dan ibu pasangan suami istri yang hendak ke Bali juga. Obrolan malam itu begitu berkesan bagiku, karena bapak itu memberikan berbagai pesan dan nasihat kepadaku.
Sekian lama di lautan timbul pertanyaan dalam diriku, kenapa kapal ini belum berlabuh juga di pelabuhan Padang Pai Bali, ada apa gerangan ? Karena penasaran, saya naik ke atas kapal dan melihat suasana apakah daratan sudah dekat atau belum, ternyata masih belum terlihat juga daratan dan saya coba cek di google map di hp ku, ternyata perjalanan masih jauh.
Ketika itu tubuh saya sudah sangat lelah dan dipaksakan untuk tidur tapi tidak bisa, saya lihat kembali jam di hp ku sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan kapal sedang bergoyang goyang dan hal tersebut membuat kepalaku pusing, seolah saya sedang dilanda mabuk laut, karena memang malam itu ombak begitu besar.
Baterai hp ku akan segera habis, sedangkan orang yang akan menjemputku di pelabuhan sudah beberapa kali menghubungi udan menanyakan sudah sampai mana perjalanannya. Di tengah situasi tersebut saya menyempatkan ke kantin kapal dan mencas baterai hp, baru setelah satu jam berlalu tepat pukul 00.30 WITA saya bisa menggunakan hp kembali dan ketika cek di google map, kapal sudah dekat dekat dermaga dan akan segera berlabuh, ternyata saat bergoyang goyang itu kapal sedang menunggu giliran parkir di dermaga pelabuhan.
Tepat pukul 01.00 WITA akhirnya kapal yang membawaku dari Lombok berlabuh juga di pelabuhan Padang Pai. Saat itu begitu bahagianya saya bisa menginjakkan pertama kali di tanah Bali, tanah yang pernah digunakan oleh ibu ku menjalani masa kecilnya.
Malam itu saya langsung di sambut oleh 2 orang yang menjemputku dan diantar ke tempat istirahat, saya tidak bisa membayangkan seandainy tidak ada yang menjemputku malam itu, karena malam itu sudah tidak ada lagi kendaraan dari pelabuhan yang menuju kota, mungkin Saya bisa saja bermalam di pelabuhan.
Namun malam itu dengan rela orang yang menjemputku mengorbankan tidak bekerja malamnya karena harus menjemputku. Alhamdulillah malam itu saya bisa selamat dan bermalam dengan nyaman di tempat orang yang menjemputku, sembari menyiapkan energi untuk pagi hari karena saya mau diajak menyusuri berbagai tempat di pulau dewata ini. Wallohu'alam bi al-Shawab.