Dengan keterbatasan teknologi yang beliau kuasai, namun tidak mengurungkan niat beliau untuk terus berkarya, salah satu harapan beliau ada dari kalangan anak-anak muda yang belajar naskah-naskah jawa kuno untuk melanjutkan perjuangannya dan mengangkatnya ke media digital supaya bisa dinikmati oleh banyak orang.
Sangat kaget ketika mendapatkan informasi bahwa beliau kembali ke rahmatullah begitu cepatnya, padahal dua pekan sebelum wafatnya saya masih sempat komunikasi untuk menanyakan terjemah naskah Het Van Bonang dan Profak Ferrara yang berkaitan dengan Wali Songo, dan beliau pun meminta fotonya yang bagus supaya bisa diterjemahkan lengkapnya, begitulah sosok beliau, tidak pelit ilmu dan tidak sulit dihubungi.Â
Dua pekan sebelum wafatnya, beliau sedang menerjemahkan buku Dalang Wayang, Ternayata Serat Rancang, Madujaya dan Dewi Sujinah, dan memang  masih banyak naskah-naskah kuno yang belum diterjemahkan dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi generasi muda Indonesia di masa depan. Namun takdir berkehendak lain, Allah Subhanahu Wa Ta'ala lebih sayang kepada beliau.
Ki Tarka lewat perkenalan kita meskipun belum lama dan diskusi yang kita lakukan, saya menyaksikan bagaimana perjuangan dan kisahmu, semangat dan istiqomahmu dalam belajar, menelusuri naskah-naskah kuno ke berbagai daerah dan tidak pelit ilmu kepada siapapun bahkan tanpa pamrih meskipun kadang penghargaan yang engkau terima belum sebagaimana mestinya, andai waktu bersahabat, kelak akan saya kisahkan orang-orang hebat sepertimu kepada anak cucuku, jasamu begitu besar untuk literasi negeri ini bahkan tanpa pamrih, bangsa ini berhutang budi kepadamu.
Terima kasih Ki Tarka atas ilmu, kesempatan yang mulia dan berharga serta inspirasinya, saya menjadi salah satu orang yang sangat beruntung bisa bertemu dan meneguk ilmu-ilmu langsung darimu.
Terhadiahkan Fatihah dan doa untuk ruhnya, rahimahullaahu rahmatan wasi'ah
Bandung, Jawa Barat
Sore menjelang Senja
Senin, 5 Juli 2021
Yang Berduka
Tatang Hidayat