Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesan Persatuan dari Konferensi Pemuda Muslim Internasional

8 Mei 2018   10:02 Diperbarui: 8 Mei 2018   10:13 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Tatang Hidayat*)

Konferensi Pemuda Muslim Internasional untuk Pembebasan Masjid Al Aqsha dan Palestina di Bandar Lampung pada 30 April - 2 Mei 2018 patut mendapatkan apresiasi. Pasalnya, problematika yang terjadi di Palestina ternyata masih sedikit dari kalangan pemuda muslim yang memahaminya dan menjadikan isu prioritas.

Hal senada disampaikan delegasi pemuda dari berbagai negara yang menyatakan bahwa masih sedikit dari pemuda muslim di berbagai negara yang memahami dan menjadikan konflik yang terjadi di Palestina sebagai isu yang utama.

Begitupun diskusi penulis dengan saudara Ali sebagai delegasi pemuda dari Thailand  menegaskan bahwa di negerinya masih sedikit pemuda yang memahami problematika Palestina. Hal serupa disampaikan delegasi pemuda dari beberapa negara lainnya, bahkan delegasi pemuda dari Jepang menyatakan bahwa isu Masjid Al Aqsha tidak di kenal di Jepang.  

Oleh karena itu, digelarnya konferensi tersebut diharapkan mampu membahas penyatuan pemahaman pemuda Muslim dunia untuk pembebasan al-Aqsha dan Palestina dari penjajahan Zionisme Israel. Konferensi ini mengundang setidaknya 200 peserta pemuda baik individu maupun lembaga/organisasi dari 20 negara, utamanya negara yang mendukung kemerdekaan Palestina di PBB.

Sudah menjadi komitmen bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina sebagaimana amanat konstitusi UUD 1945, secara tegas Indonesia menyatakan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa "kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".

Dari konferensi tersebut menghasilkan rekomendasi, salah satunya menekankan pada pentingya persatuan para pemuda Muslim sehingga mempermudah strategi perjuangan dalam mencapai tujuan utama, yaitu  pembebasan Masjid Al Aqsha dan Palestina dari kolonialisme.

Telah kita pahami bersama bahwa Al- Quds adalah ibukota Palestina, pembebasan Al Quds, Masjid Al-Aqsha dan Palestina dari belenggu penjajahan mesti menjadi kewajiban kolektif kaum muslim di seluruh dunia yang digariskan oleh Allah SWT dan seharusnya dilaksanakan melalui gerakan yang bersatu padi di bawah kepemimpinan yang mengikuti jejak kenabian.

Pemuda muslim adalah potensi dan bagian kokoh umat Islam yang harus menjadi garda terdepan dalam perjuangan membebaskan Al-Aqsha dan Palestina. Pemudia muslim di seluruh dunia harus menyatukan langkahnya sebagai inisiatif nyata untuk mewujudkan kesatuan umat menuju terbebaskannya Masjid Al-Aqsha dan Palestina.

Masjid adalah pusat pergerakan pemuda dan sebagai titik awal kebangkitan umat. Kita selaku kaum Muslim seharusnya terus memberikan dukungan dan keteguhan kepada bangsa Palestina serta menguatkannya dengan berbagai cara. 

Dalam pandangan kita selaku muslim, konflik yang terjadi di Palestina bukan hanya sekedar masalah kemanusiaan, tetapi akar masalahnya berkaitan juga dengan aspek aqidah/syariah, sejarah dan politik. Jika melihat dari aspek akidah/syariah tentunya akan kita pahami bahwa tanah Palestina (Syam) adalah tanah milik kaum Muslim. Di tanah ini berdiri al-Quds, yang merupakan lambang kebesaran umat ini, dan ia menempati posisi yang sangat mulia di mata kaum Muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun