Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pernyataan Dede Oetomo Melecehkan Dunia Pesantren

20 Desember 2017   21:10 Diperbarui: 2 Juli 2018   23:34 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang diselenggarakan TV ONE kembali dinodai oleh pernyataan-pernyataan yang sangat tidak mendidik, yang mana bisa berimbas pada rusaknya pemikiran generasi bangsa, bahkan jika pemikiran tersebut tidak dicegah sejak dini bisa-bisa akan menghancurkan generasi bangsa di masa depan.

Bagaimana tidak, Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang akhir-akhir ini menjadi polemik di Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi bahasan utama di acara ILC malam itu. Namun, sangat disayangkan, kembali acara tersebut dinodai oleh pernyataan beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dan sangat berbahaya bagi generasi bangsa di masa depan.

Namun, dari beberapa tokoh yang hadir, ada beberapa pernyataan dari Cania Citta, Ade Armando dan Dede Oetomo yang dari pernyataan tersebut jika dibiarkan dan dicerna langsung oleh calon generasi bangsa akan berimbas hancurnya pemikiran bangsa Indonesia di masa depan.

Bagaimana tidak, pernyataan yang miskin data, fakta dan penuh dengan asumsi-asumsi yang jauh dari kenyataan. Dalam kaca mata akademik, jika suatu pernyataan yang tidak dilandasi dengan data dan fakta maka pernyataan tersebut layaknya sebagai sampah akademik.

Pernyataan Ade Armando yang mengatakan bahwa ada kajian-kajian terbaru Islam yang tidak semuanya menetang LGBT. Bahkan, kalaupun ada aturan yang secara tegas melarang LGBT, menurutnya hal itu bisa ditinjau kembali. "Ternyata aturan Tuhan itu selalu bisa dikaji kembali" ungkapnya. Ia menegaskan, aturan Tuhan itu tergantung interpretasi. "Tadi saya katakan, aturan Tuhan itu tergantung interpretasi. Artinya, dan dia tidak bisa diterapkan secara dengan sendirinya mengingat ada beragam keberagaman yang ada," lanjutnya. 

Menurut Suteki selaku Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro menanggapi pernyataan Ade Armando tersebut, beliau menyampaikan bahwa hebat betul pemikirannya. Bagaimana mungkin manual yang dibuat Tuhan masih juga diragukan kebenarannya. Atau okaylah silahkan diragukan tetapi apakah ukuran baik buruknya sesuatu pasti dapat diukur dari logika saja? Liberal banget pemikirannya. Bahkan oleh Pendiri Gaya Nusantara (Organisasinya kaum Gay), Pak Dede Oetomo menyatakan bahwa seharusnya negara tidak perlu terlalu mencampuri urusan kamar tidur warga negaranya.

Begitupun dengan Cania Citta selaku wartawati Geotimes yang gagal paham terhadap sila pertama dalam Pancasila, yang mengatakan bahwa tidak wajib bertuhan. Lain halnya dengan Dede Oetomo yang mengatakan bahwa pelaku homoseksual di pesantren aman sekali karena dilakukan diantara paha. Sungguh pernyataan tersebut telah menusuk dan sangat menyinggung dunia pesantren bahkan menjatuhkan wibawa pesantren selaku lembaga pendidikan Islam, oleh karena itu saya selaku santri sangat tersinggung terhadap apa yang disampaikannya.

Pernyataan tersebut terlalu gegabah dan mengeneralisir pesantren secara keseluruhan. Apa urusannya dia membawa-bawa pesantren ? Pesantren mana yang dia maksud ? Sangat tidak tepat ia mengeneralisir dan menjadikan pesantren sebagai contohnya.

Bagi para pengurus pesantren, alumni pesantren dan seluruh santri Indonesia harus mengusut orang ini, karena telah melecehkan dan menjatuhkan wibawa pesantren. Apalagi secara tidak langsung dia juga telah kurang ajar dengan menjatuhkan wibawa Kyai yang mana Kyai merupakan sosok yang tidak bisa lepas dari dunia pesantren.

Dari pernyataan-pernyataan ketiga orang ini dan pemikiran yang semisal dengan mereka, tentunya akan semakin membuka cakrawala kita akan bahayanya pemikiran sekuler dan liberal.  Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Suteki selaku Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dalam statusnya bahwa pemikiran Ade Armando liberal banget. Begitupun  dengan pandangan hidup Cania Citta sangat sekuler. 

Dari kejadian ILC malam itu, akhirnya pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh orang-orang yang selalu tebar pesona yang kelihatannya seolah-olah bijak dan ternyata miskin data, fakta, cacat logika, sangat tidak mendidik, dan akan merusak generasi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun