Terima Kasih Abu Janda Al-Boliwudi
Oleh : Tatang Hidayat*)
Bagi teman-teman yang menonton Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa malam, 5 Desember 2017 dengan tema 212 : Perlukah Reuni ? yang diselenggarakan TV ONE pastinya memiliki kesan tersendiri. Apalagi setelah menonton acara tersebut teman-teman mungkin masih ada yang belum bisa move on dengan bahasan ILC malam itu. Terutama dengan seseorang yang bernama Permadi Arya (Abu Janda) katanya dia adalah seorang Ustadz yang mendadak fotonya viral di media sosial.
Terlepas dengan berbagai pandangan saat berlangsungnya dan setelah acara tersebut, seharusnya bangsa Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Abu Janda. Mengapa dikatakan demikian, karena melalui Abu Janda pada hari ini bangsa Indonesia bisa ketawa dan tersenyum bersama, tentunya senyumnya kita bukan tanpa alasan. Tetapi, karena pernyataan Abu Janda lah yang membuat diri saya khususnya sedikit terhibur.
Respon umat terhadap Abu Janda setelah berlangsungnya acara ILC di media sosial bukanlah tanpa alasan belaka, tetapi itu menunjukkan respon spontan umat terhadap Abu Janda yang sudah tidak tertahankan lagi. Bagi teman-teman yang aktif di media sosial silahkan bisa cek di akun pribadi Abu Janda, begitu keterlaluannya ia melakukan ujaran kebencian dan memecah belah umat ketika saat ini umat sedang menebarkan virus persatuan dan mempersatukan.
Apalagi, ujaran kebencian dan perpecahan yang ia sampaikan terkadang tidak berbasis data dan fakta, bahkan sudah tergolong fitnah yang mana dalam dunia akademik seandainya kita berbicara tidak berdasarkan data dan fakta maka bisa tergolong sebagai sampah akademik.
Dalam dunia pendidikan, ketika kita berbicara tanpa data dan fakta apalagi sampai tergolong fitnah kemudian dipertontonkan di khalayak umum, yang mana tentunya yang menontonnya adalah semua kalangan termasuk generasi bangsa, maka itu sudah cukup sebagai sebuah pernyataan yang sangat tidak mendidik generasi bangsa.
Namun, bagaimanapun juga kita harus berterima kasih kepada Abu Janda, karena lewat ia hari ini bangsa Indonesia bisa tersenyum dan tertawa bersama. Bagaimana tidak, ketika sebelum acara ILC berlangsung, ia membuat status di akun pribadinya yang menunjukkan sebenarnya Abu Janda itu grogi. Ia membuat status "Sa Sa Sa Saya tidak takut" sembari minta followernya nonton ILC dan merekamnya.
Saat ia berbicara pun, ternyata ia tidak konsisten terhadap pernyataannya. Abu Janda minta pembicaraannya supaya tidak dipotong. Namun kemudian, justru ia yang emosi dan memotong pembicaraan narasumber lain, khususnya dalam hal ini Ustadz Felix Siauw. Ia pun menuding bahwa aksi reuni 212 ditunggangi ormas terlarang yang dalam hal ini adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Alasannya karena bendera HTI dikibarkan dan diarak di acara tersebut.
Sungguh ini merupakan tuduhan yang sangat fatal dan membuatnya blunder bahkan mempermalukan diri sendiri dalam forum tersebut. Semua orang juga sudah paham apalagi orang-orang zaman now bahwa itu bukan bendera HTI, tetapi itu adalah Panji Rasulullah SAW. Mana mungkin bendera HTI bisa dikibarkan oleh beberapa supporter sepakbola di dalam stadion, apalagi dalam Tabligh Akbar di Garut, Panji Rasulullah SAW dikibarkan oleh salah satu kelompok geng motor yang disandingkan dengan bendera kebanggaan mereka. Jangan-jangan ternyata Abu Janda mencintai HTI sehingga belum bisa move on dari HTI.
Yang sangat-sangat memalukan dan blunder yang sangat fatal adalah saat ia menunjukkan dengan sangat yakinnya gambar Panji Rasulullah SAW dan ia mengatakan sumbernya kredibel bisa di cek bendera itu ada di museum Turki ternyata salah telak.