Perempuan itu berdiri di ujung senja,
aku begitu mengenalnya, bagaimana,,
perempuan yang sempat merajut mmpi bersama
kabut datang,
impian memudar,
berjalan tak semstinya harapan berjalan,
kini kami berpencar,
entah kemana arah,,
waktu sudah lama berlalu,
purnama telah beratus berganti
tapi aku mash begitu ingat
bagaimna aku bersajak anggur dan rembulan
kepadanya,
dan kami mabuk bersama
dalam rindang impian,,
kau perempuan di ujung senja
aku merindu masa itu,
perempuan itu,
setelah maraknya amarah dan dendam
dalam diri kepadanya,
ada kesal dan gelisah diri
aku merindu masa itu,
perempuan itu,
perempuan di ujung senja,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H